Tatung, Aksi Ekstrem Paling Ditunggu Saat Cap Go Meh
- VIVA/Bimo Aria
VIVA – Perayaan Cap Go Meh yang diadakan 15 hari setelah Tahun Baru Imlek digelar di kawasan Glodok, Jakarta Barat. Sepanjang Jalan Gajah Mada hingga Hayam Wuruk dialihkan untuk keberlangsungan perayaan ini.
Beragam penampilan hadir pada perayaan yang diadakan, Minggu, 4 Maret 2018 ini, mulai dari barongsai, Reog Ponorogo, hingga arak-arakan joli yang merupakan, tandu atau gerobak tempat para patung dari Dewa kepercayaan Tionghoa.
Sedikitnya ada 105 joli yang diarak dalam perayaan ini. Setiap satu joli biasanya dibawa oleh sekitar 4 hingga 6 orang. Dalam satu kesempatan, joli yang diangkat oleh orang-orang dibawa lari. Ketika melewati kolong jembatan penyebrangan, beberapa orang yang tengah mengambil gambar di atasnya diminta untuk menyingkir.
"Iya ini kan patung Dewa-dewa, jadi enggak boleh di bawah orang. Karena ini Dewa-dewa kan tingkatannya tinggi. Ini juga beragam, dewannya ada yang Dewa untuk rezeki, makanya dibawa lari supaya makin cepat saja," kata Santoso, salah seorang yang turut membawa joli.
Dalam arak-arakan joli tadi, beberapa juga diisi oleh Tatung atau seorang anak yang diyakini telah dirasuki oleh Dewa. Orang tersebut terlihat diarak sambil menusukkan pipinya dengan sebilah besi panjang. Namun pertunjukkan itu tidak mengeluarkan darah sama sekali.
Mereka yang menjadi Tatung dipercaya telah dirasuki oleh Dewa sehingga mempunyai kemampuan kekebalan. Menurut Santoso, ritual Tatung memiliki makna untuk menghindarkan dan membersihkan segala roh jahat dan kesialan. Tatung sendiri biasanya diarak keliling kota untuk menghindari dua hal tadi.
Meski terlihat ekstrem dan sadis, Tatung adalah salah satu penampilan yang paling ditunggu-tunggu pada saat perayaan Cap Ho Meh. (ren)