Lima Ritual Tahun Baru Imlek yang Mulai Dilupakan
- VIVA/ Isra Berlian
VIVA – Perayaan Tahun Baru Imlek ditandai dengan sejumlah tradisi dan kepercayaan. Dalam tradisi Tionghoa, perayaan Tahun Baru diawali dengan kemunculan bulan kedua setelah musim dingin dan berakhir dengan bulan purnama dua minggu kemudian.
Secara historis, perayaan ini ditandai dengan beberapa ritual yang sesuai dengan tradisi Tionghoa. Seiring modernisasi di banyak generasi muda, beberapa tradisi dalam perayaan Imlek mulai terlupakan. Berikut adalah daftar tradisi Tahun Baru Imlek yang dilupakan, seperti dilansir dari China Whisper.
Ziarah kubur
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, pada hari ketiga Tahun Baru Imlek, roh jahat berkeliaran di bumi. Sehingga dianggap tabu untuk pergi mengunjungi teman dan keluarga. Hal ini karena roh-roh jahat dapat memberikan kemalangan kepada orang-orang yang Anda kunjungi.
Untuk alasan ini, hari ketiga dijadikan momen mengunjungi kubur dan membakar dupa. Namun ritual ini tidak lagi dilakukan. Generasi muda justru saling mengunjungi keluarga dan teman pada hari ketiga meski menyadari adanya roh-roh jahat yang berkeliaran, sebagaimana yang diyakini nenek moyang mereka.
Memasak pada tanggal 29 bulan ke-12
Di masa lalu, masyarakat Tionghoa mempertimbangkan untuk mempersiapkan hidangan antara hari pertama dan kelima Tahun Baru Imlek untuk menghindari ketidakberuntungan. Demi terhindar dari nasib buruk, orang-orang memasak makanan yang cukup untuk bertahan seminggu penuh pada tanggal 29 bulan 12 tahun China.
Hidangan utama yang dimasak pada hari ini adalah roti kukus atau bakpao. Mereka akan menghias dengan titik merah di bagian tengah untuk menambah warna dalam perayaan tahun Baru Imlek. Saat ini, semuanya telah berubah dan Anda jarang menemukan roti yang dihiasi. Orang-orang, terutama di perkotaan, tidak lagi melakukan ritual ini.
Baca juga:
Hal Tabu Dilakukan Saat Imlek: Pertama, Hindari Minum Obat
Legenda Hewan Buas di Balik Warna Merah Perayaan Imlek
Tidak menyapu pada hari pertama dan kedua
Perayaan Tahun Baru ditandai dengan kunjungan oleh teman dan keluarga. Mereka membawa serta hadiah selain barang yang digunakan untuk mendekorasi rumah.
Menyapu pada hari pertama dan kedua Tahun Baru Imlek diyakini menjauhkan keberuntungan. Untuk alasan ini, orang tidak pernah membersihkan atau membuang sampah setidaknya selama dua hari Tahun Baru Imlek. Ini masih umum di kalangan masyarakat pedesaan tapi tidak di perkotaan.
Berkurban untuk Dewa Rezeki
Dewa Rezeki mengacu pada lima penjuru , yakni utara, timur, tengah, selatan dan barat. Dengan menawarkan kurban binatang kepada Dewa, mereka meminta rezeki untuk tahun yang akan datang.
Di China Utara, ritual ini dilakukan pada hari ke-2, sementara di Selatan, kurban dilakukan pada hari ke-5. Dengan semakin banyaknya orang muda yang meninggalkan pedesaan untuk mengenyam pendidikan dan bekerja ke kota, tradisi ini cepat pudar dan orang tidak lagi melakukannya.
Menyalakan petasan
Sebagai cara untuk menyambut Tahun Baru, setiap rumah berusaha untuk menjadi orang pertama yang menyalakan petasan pada pukul 00.00 pada hari pertama Tahun Baru Imlek.
Dipercaya kesuksesan seseorang di tahun mendatang tergantung seberapa hebat bunyi petasan. Tetapi kebiasaan ini sudah mulai jarang dilakukan di kota-kota besar karena dilarang, kecuali di perdesaan. (mus)