Tiga Legenda Tahun Baru Imlek Paling Populer
- ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
VIVA – Tahun Baru China atau biasa dikenal dengan nama Tahun Baru China diperingati Jumat, 16 Februari 2018. Banyak cerita legenda tentang Tahun Baru Imlek.
Kendati demikian, ada tiga legenda yang paling populer di masyarakat terkait dengan Imlek. Berikut tiga legenda tersebut seperti dilansir China Highlight
Alasan Tahun baru China harus dirayakan
Tahun baru China juga disebut dengan Guo Nian dalam bahasa China, yang artinya merayakan tahun baru atau menyambut datangnya Nian. Karakter Nian dalam bahasa China berarti tahun atau monster Nian.
Zaman dahulu kala, ada monster bernama Nian dengan kepala panjang dan tanduk runcing. Monster itu berdiam di dalam laut sepanjang tahun dan hanya muncul setiap tahun baru untuk memakan orang dan ternak di desa.
Karena itu, setiap Tahun Baru Imlek, orang akan mengungsi atau bersembunyi di pegunungan untuk menghindari monster. Setiap tahun orang desa hidup dalam ketakutan hingga seorang kakek tua dengan rambut putih datang berkunjung ke desa.
Dia menolak untuk bersembunyi di gunung bersama penduduk desa lainnya, tapi dia berhasil mengusir monster dengan memasang kertas merah di depan pintu, membakar bambu untuk membuat suara retakan, menyalakan lilin-lilin di rumah, dan menggunakan pakaian warna merah.
Saat penduduk desa kembali, mereka terkejut menemukan desa tak dirusak monster itu. Dan sejak itu lah, setiap tahun baru, orang meniru apa yang dilakukan kakek tua tersebut, dan monster Nian tak pernah muncul lagi. Tradisi ini terus berlanjut hingga sekarang dan menjadi sebuah hal penting untuk merayakan datangnya tahun baru.
Alasan amplop berwarna merah
Saat tahun baru datang, orang yang sudah menikah atau orangtua memberikan amplop merah pada anak-anak atau mereka yang belum menikah. Amplop berwarna merah ini biasa disebut yasui qian atau menekan uang Sui.
Menurut legenda, saat tahun baru tiba, di samping monster Nian, ada setan bernama Sui yang keluar untuk menakuti anak-anak saat mereka tidur. Anak yang disentuh oleh setan akan sangat ketakutan hingga menangis kencang, sehingga bakal menderita demam dan memiliki gangguan mental. Untuk menjaga anak-anak tetap aman dari gangguan Sui, orang tua akan menyalakan lilin dan terjaga sepanjang malam.
Dan suatu malam, di sebuah keluarga, orangtua memberi anak mereka delapan koin untuk bermain dengan maksud membuat anak tersebut tetap terjaga, sehingga tidak diganggu setan. Anak tersebut membungkus uang dengan kertas merah, membuka, membungkusnya lagi dan membukanya lagi sampai dia akhirnya terlalu lelah dan tertidur. Kemudian orangtua akan menempatkan paket berisi delapan koin di bawah bantal.
Saat Sui mencoba menyentuh kepala anak itu, delapan koin memancarkan cahaya yang menyilaukan dan membuat Sui pergi. Delapan koin itu berubah menjadi delapan peri. Dan sejak saat itu, memberi amplop merah menjadi cara untuk menjaga anak-anak tetap selamat dan membawa keberuntungan.
Baca juga:
Hal Tabu Dilakukan Saat Imlek: Pertama, Hindari Minum Obat
Legenda Hewan Buas di Balik Warna Merah Perayaan Imlek
Memasang puisi musim semi
Bait bertulis taofu di sebuah pintu kabarnya telah dilakukan sejak 1000 tahun lalu. Legenda mengatakan bahwa ada pohon persik besar yang membentang hingga 1.500 kilometer di sebuah gunung di dunia hantu.
Di bagian timur laut, ada dua penjaga bernama Shentu dan Yulei yang menjaga pintu dunia hantu. Mereka akan menangkap hantu yang menyakiti manusia dan memberikannya ke harimau sebagai makanan.
Karena itu, semua hantu takut dengan dua penjaga tersebut. Karena itulah memasang sepotong kayu pohon persik dengan nama dua penjaga tadi di depan pintu dipercaya bisa mengusir setan yang akan datang. Sejak dinasti Song, (960 hingga 1279), orang mulai menulis puisi musim semi atau spring couplet keberuntungan di kayu persik dibanding memasang dua nama penjaga tersebut.
Sekarang, kayu persik sudah digantikan dengan kertas merah yang menyimbolkan keberuntungan dan kebahagiaan. Sejak saat itu, memasang spring couplet telah menjadi kebiasaan untuk menyambut tahun baru dan mengekspresikan doa terbaik. (ren)