Legenda Hewan Buas di Balik Warna Merah Perayaan Imlek
- VIVA/ Isra Berlian
VIVA – Perayaan Tahun Baru China atau Imlek identik dengan warna merah, seperti lampion hingga amplop merah. Soal itu, apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa warna merah begitu populer di beberapa negara Asia, terutama saat perayaan Imlek?
Sebuah legenda menyatakan bahwa semuanya dimulai dengan Nian atau seekor hewan buas yang akan meneror penduduk desa di tahun baru. Nian diyakini memakan tanaman pangan, ternak, bahkan anak-anak.
Tapi penduduk desa mengetahui bahwa makhluk buas ini takut pada tiga hal, yakni api, suara berisik, dan warna merah.
Nian pun berhasil dikalahkan, dan sejak saat itu, warna merah dianggap membawa keberuntungan serta nasib baik bagi semua orang. Beruntung Anda tidak perlu mengalahkan seekor hewan buas untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Semua yang perlu Anda lakukan adalah memasang ornamen merah.
"Biasanya lampion merah digantung di luar pintu untuk menangkal nasib buruk," kata Karen Katz, penulis buku bergambar My First Chinese New Year, seperti dilansir dari Reader's Digest.
Selain itu, kertas guntingan warna merah digunakan sebagai hiasan untuk digantung di dinding atau jendela. Anda bisa membuatnya sendiri atau membelinya.
Meskipun seni menggunting kertas tradisional itu dibuat dengan pisau, ternyata mudah untuk membuatnya sendiri di rumah. Ini hampir sama dengan membuat kepingan salju dari kertas.Â
Anda hanya membutuhkan gunting tajam dan beberapa kertas merah untuk membuat hiasan Tahun Baru Imlek yang meriah untuk digantung di tempat yang Anda suka.
Selain membuat hiasan dari kertas, cara paling populer untuk merayakan Tahun Baru Imlek adalah dengan membagikan amplop merah atau angpao berisi uang. Namun, seperti mainan di bawah pohon Natal, tradisi bagi-bagi angpao ditujukan untuk anak-anak. Dan angpao merah itu diberikan untuk menangkal roh jahat.