Jusuf Hamka, Mualaf Pendiri Warung Murah untuk Duafa

Jusuf Hamka
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Aria

VIVA – Dalam beberapa waktu belakangan, keberadaan Warung Podjok Halal menjadi viral. Warung yang berada di Jalan Yos Sudarso atau tepatnya di depan pintu masuk PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), menjadi pembicaraan lantaran menjual makanan dengan harga murah.

Belajar dari Manusia Rp2.000 Triliun Jensen Huang: Filosofi Hidup Tukang Kebun yang Bikin ‘Kaya Raya’

Bukan hanya itu, warung yang menjajakan nasi kuning ini bahkan memberikan makanan gratis bagi mereka yang benar-benar tidak mampu atau untuk kaum fakir dan duafa. Usut punya usut, warung tersebut ternyata milik Jusuf Hamka, mualaf keturunan Tionghoa yang juga menjadi komisioner independen PT CMNP Tbk.

Lantas seperti apa sosok Jusuf Hamka yang telah memeluk Islam selama 36 lalu itu? Kepada VIVA, Jusuf Hamka menceritakan perjalanan hidupnya menjadi seorang muslim.

Cara PNM Dorong Pemberdayaan Ekonomi Gen Z

Tinggal dan besar di daerah Krekot Bunder, Pasar Baru Jakarta Pusat, laki-laki yang sebelumnya bernama Alun Joseph ini mengaku dibesarkan sebagai anak kampung.

"Saya itu anak kampung Krekot Bunder, ya waktu kecil saya enggak pernah mimpi jadi pengusaha, tapi begitu saya masuk Islam, Allah kasih rezeki (anak) kota," kata dia, Senin, 12 Februari 2018.

Celine Evangelista Makin Dekat dengan Agama Islam, Belajar Banyak dari Umi Pipik

Ketertarikannya pada Islam sendiri bermula dari rasa penasarannya terhadap beberapa temannya yang selalu diminta untuk salat ketika sedang bermain. Ditambah lagi, dia juga sering mendengarkan ceramah dari Buya Hamka yang membuatnya kian yakin untuk mendalami Islam.

"Tahun 1981 saya masuk Islam, saya di-Islamkan sama almarhum Buya Hamka. Setelah tiga bulan, saya diangkat anak sama Buya Hamka makanya nama saya juga Jusuf Hamka," kata dia.

Dia memilih memeluk Islam di usianya yang ke-24 tahun. Jusuf juga mengungkapkan bahwa sebelum masuk Islam, dia sering disebut anak nakal dan hobi tawuran.

"Saya itu hobi berantem, yang satu lawan satu, tapi setelah masuk Islam, hidup saya jadi lurus, baik, rezeki saya alhamdulillah lurus dari atas ke bawah," kata Jusuf.

Warung Podjok Halal milik Jusuf Hamka

Dalam obrolannya, dia juga mengungkapkan pertemuannya dengan Buya Hamka hingga akhirnya memutuskan untuk mengucapkan syahadat.

"Saya banyak baca banyak tertarik ceramahnya Buya dan saya melihat ada orang masuk Islam di Al Azhar, makanya saya cari tahu dia, langsung datang ke Al Azhar, saya bilang saya mau masuk Islam ketemu Buya," ucap Jusuf.

Saat itu, Buya menanyakan kapan akan menjadi mualaf. Sebanarnya, dia ingin langsung, namun lantaran belum bisa mengucapkan syahadat, Jusuf berniat menghapalkannya sehingga dia memberikan jawaban besok.

Buya Hamka sangat marah mendengar jawaban tersebut. Tak lama Buya Hamka pun menjelaskan alasannya.

"Kalau kamu niat hari ini, kamu harus masuk Islam hari ini karena kalau kamu pulang, kamu meninggal, dan kafir, dosa saya," kata Yusuf menirukan ucapan Buya Hamka.

Baca juga:

Warung Mualaf Tionghoa Jual Makanan Cuma Rp3.000an

Sejak saat itu, Jusuf pun akhirnya kian mendalami Islam. Ia juga mengaku bahwa keluarganya tidak pernah mempermasalahkan pilihannya dalam beragama.

"Keluarga sendiri, ibu-bapak saya moderat, mereka dosen jadi sangat mendukung sekali, jadi di keluarga itu beraneka ragam, ada yang Budha, Kristen, Islam," kata dia.

Setelah 36 tahun memeluk Islam, Jusuf mengaku sangat bahagia dan damai dalam kesehariannya. Bahkan Warung Podjok Halal bukan satu-satunya hal yang dia inisiasi untuk membantu sesama. Saat ini dirinya juga tengah membangun sebuah masjid di kolong tol di kawasan Papanggo, Jakarta Utara.

"Saya juga ingin bikin tempat pendidikan Quran bergaya China, karena Nabi sendiri bilang tuntutlah ilmu sampai ke negeri China, saya juga ingin tempat itu jadi tujuan wisata, yang nantinya akan didatangi turis dan membantu perekonomian setempat," kata dia.

Meski demikian, dia mengakui bahwa ilmu dan pemahamannya tentang Islam masih tidak seberapa. Jusuf juga menuturkan bahwa semua keberhasilan yang dimilikinya sekarang atas izin Tuhan.

"Mungkin saya bukan tukang khotbah, bukan ustaz tapi saya akan mengharumkan Islam dengan cara sendiri. Kalau tanya saya bisa berhasil saya jujur itu semua karena Allah SWT, bukan karena saya Muslim ya saya bilang begini. Tapi semenjak saya jadi Muslim, hidup saya jadi benar, saya jadi berhasil," katanya.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya