Senang Bantu Orang, Arsitek Cantik Daftar Jadi Bacaleg
- Dok. VIVA/ Ayu
VIVA – Saat ini adalah waktu yang tepat untuk generasi muda Indonesia bersuara bagi kehidupan yang lebih baik lagi, itulah yang menjadi salah satu alasan dari seorang wanita kelahiran Bandung, 4 Oktober 1984, Milly Ratudian Purbasari untuk terjun ke dunia politik.
Walaupun berlatar belakang sebagai arsitek, tak menghentikan dirinya untuk memberikan dedikasi kepada negara.
Milly bercerita, pada awalnya dirinya sama sekali tidak memiliki ketertarikan untuk terjun di dunia politik. Ia dan suaminya, Shafiq Pontoh, lebih berfokus kepada organisasi sosial untuk mengajak masyarakat pada kehidupan yang lebih baik lagi.
"Awal mula saya terjun di dunia sosial, pada masih kuliah. Senior saya mengajak untuk membantu orang-orang kecil yang tidak memiliki rumah lewat sebuah NGO (Non Governmental Organization). Karena waktu itu masih kuliah, belum bisa kasih materi berupa uang jadi aku kasih berupa desain rumah berukuran 4x5,” kenang Milly saat ditemui VIVA di acara Tiga Perempuan Hebat Mendaftar Jadi Bacaleg PSI, di kantor DPP PSI Jakarta Pusat, Rabu 7 Febuari 2018.
Tak disangka, masyarakat yang merasa terbantu mengungkapkan rasa terima kasih dengan ketulusan hati, sehingga membuat hati Milly terketuk dan bertekad untuk terus membantu serta meringankan beban orang yang membutuhkan.
Sejak situ Milly sadar bahwa masih banyak keadilan di Indonesia yang perlu ditegakkan, mulai dari kesejahteraan hingga pendidikan. Seiring dengan berjalannya waktu, ketertarikan dirinya dalam dunia sosial terus meningkat. Ia berusaha menyuarakan pendapatnya lebih dalam mengenai pendidikan di Indonesia lewat media sosial.
"Menurut saya fenomena seorang guru yang dipukuli habis-habisan oleh muridnya itu bukan hanya kesalahan dari si murid, atau sistem pembelajaran di sekolah, namun bagaimana dirinya dididik di dalam rumah. Perlu diingat anak belajar tidak hanya di sekolah namun juga di dalam rumah," ucapnya.
Karenanya Milly berusaha untuk lebih keras menyuarakan pentingnya pendidikan kepada masyarakat yang lebih luas. Walaupun di awal dirinya sama sekali tidak tertarik dengan dunia politik. Namun seiring berjalannya waktu, ia tersadar dengan berjalan di dalam ranah politik, dapat lebih banyak merangkul, dan membuka pikiran masyarakat luas.
"Awalnya saya tidak tertarik dengan dunia politik. Karena seperti yang diketahui banyak yang mengaku berjuang untuk rakyat namun masih melakukan korupsi dan intoleransi. Saat saya melihat sebuah iklan yang bertuliskan dicari perempuan hebat yang anti korupsi dan intoleransi, hati saya pun tergugah hingga memutuskan untuk bergabung," ucapnya.
Kini dirinya berjalan di dalam sebuah partai yang identik dengan semangat anak muda, yang membara seperti warna merah. Ia percaya hal yang ia lakukan, merupakan langkah baik untuk masa depan keluarganya dan orang lain. Keputusan ini pun didukung penuh oleh suami dan ibunda tercintanya.
"Dari kecil aku dididik untuk berani memilih dan bertanggung jawab. Sekarang ini pilihanku dan aku akan bertanggung jawab serta melakukan yang terbaik dengan jalan yang kutempuh saat ini," ucapnya.