6 Perabot Rumah Ini Ternyata Bisa Kedaluwarsa
- Pixabay/Jarmoluk
VIVA.co.id – Beberapa perabotan dalam rumah yang digunakan sehari-hari ternyata memiliki tanggal kedaluwarsa dan memiliki batas pemakaian. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadarinya, sehingga kualitas perabot tersebut jadi tidak maksimal penggunaannya.
Dilansir Times of India, berikut ini beberapa perabot yang bisa kedaluwarsa.
Handuk
Idealnya, pemakaian handuk lamanya satu sampai tiga tahun, tergantung pada kualitas produk. Meski cenderung menumbuhkan kesukaan terhadap handuk tersebut, tapi kita harus merelakannya diganti dengan handuk baru setelah masa itu.
Handuk basah merupakan tempat mudah untuk pertumbuhan bakteri yang tidak bisa diatasi bahkan dengan mencucinya secara rutin.
Sandal
Dalam waktu 6 bulan saja dari awal pemakaian, sandal juga sudah kadaluwarsa. Karena sifat penggunaannya, sandal paling rentan terkena infeksi jamur. Ini perlu dicuci dengan benar setiap hari dan perlu diganti setiap enam bulan.
Spons mandi
Siapa sangka tanggal kedaluwarsa untuk spons mandi tidak lebih dari dua minggu. Karena, melalui spons tersebut akan mudah berkembang biaknya jamur atau bakteri. Meski begitu, dalam dua minggu pemakaian Anda juga harus rutin membersihkannya, dengan cara merebusnya dengan air panas.
Sepatu lari
Setelah menyelesaikan beberapa ratus mil, sepatu lari Anda mulai kehilangan bantalan dan menekan persendian Anda. Maka idealnya, pemakaian sepatu lari ini tak lebih dari satu tahun.
Bantal
Selain kehilangan busa pendukungnya, bantal juga menjadi rumah bagi tungau debu. Ganti bantal Anda setiap 2 sampai 3 tahun sebelum menjadi kurus dan memicu penyakit kesehatan yang parah.
Sisir
Selain membersihkannya sekali setiap minggu, Anda harus mengganti sikat rambut setiap tahun. Sikat rambut bisa menjadi contoh beberapa infeksi kulit kepala dan bisa menjadi alasan terbesar untuk rambut rontok. (one)
Pungutan BPHTB dan PGN Dibebaskan untuk Bangun Hunian MBR, Menteri Ara Apresiasi Pemda Sudah Ikhlas
Tiga menteri Presiden Prabowo menandatangani surat keputusan bersama (SKB) untuk mendukung percepatan pembangunan 3 juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
