Tanaman Lidah Buaya Ampuh Tangkal Polusi Udara di Rumah, Ini Syaratnya
- Pixabay
JAKARTA – Polusi udara kian memburuk membuat kekhawatiran semakin meningkat sehingga berbagai upaya dilakukan dalam mencegah masalah kesehatan yang berisiko terjadi. Cara yang cukup efektif dilakukan dengan menempatkan tanaman khusus di rumah dalam menyaring polusi udara, namun ternyata memiliki syarat tertentu. Apa itu?
Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak Polusi Udara Kementerian Kesehatan, dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) menjelaskan bahwa kualitas udara yang buruk dapat diatasi dengan dua cara. Pertama, memakai penjernih udara atau air purefier yang dilakukan dengan memeriksa kualitas udara terlebih dahulu.
"Memakai penjernih udara, yang pertama dilakukan itu ukur dulu kualitas udara di rumah, kalau bagus, nggak perlu pakai," ujarnya dalam webinar beberapa waktu lalu.
Menurut dokter spesialis paru ini, cara kedua yang juga efektif atasi polusi udara dengan tanaman lidah buaya. Diakui Prof Agus, efektivitasnya memang di bawah mesin penjernih udara namun tetap ampuh menangkal udara buruk.
"Kalau kualitas udara tidak bagus, bisa juga pakai yang alami dari tanaman, salah satunya lidah buaya. Efektivitasnya, menurutnya riset NASA cukup efektif menyaring polutan bisa sampai 70 persen," tambahnya.
Namun, tanaman untuk menangkal udara buruk ini dijelaskan bahwa perlu perawatan khusus agar tak berdampak sebaliknya. Sebab, perawatan yang buruk justru membuat tanaman ini menjadi sumber polusi di rumah karena ada sarang lumut.
"Memang efektivitasnya di bawah mesin air purifier. Dan kalau tidak dijaga, bisa jadi sarang lumut dan menjadi sumber polusi," imbuhnya.
"Selain debu, ada bakteri organik yg berasal dari tanaman. Kalau menggunakan tanaman sebagai air purifier pemeliharaan harus dijaga, sehingga selain efektif cegah polusi juga tidak menyebabkan polusi," sambungnya.
Sebelumnya, Prof Agus mengatakan bahwa membawa anak ke luar ruangan di tengah situasi berpolusi dapat membahayakan. Bila memang sangat ingin mengajak anak aktivitas ke luar ruangan, maka orang tua dianjurkan memakaikan masker agar mencegah terhirupnya polutan berbahaya.
"Jadi setiap orang tua harus memperhatikan jika membawa anaknya keluar beraktivitas dan kualitas udara yang terjadi tidak sehat untuk kelompok sensitif, maka harus pakai masker anaknya," tambah Prof Agus.
Pemakaian masker sendiri pada anak sebenarnya juga harus dengan syarat sesuai ukuran pada wajah anak. Sebab, ukuran yang terlalu longgar justru akan membuat polutan dapat terhirup ke pernapasan anak.
"Hanya masker anak ini tergantung ukurannya ya beda-beda. Jadi ada untuk anak kecil, dan untuk anak dewasa berbeda. Kalau masker dewasa dipakai untuk anak kecil tidak efektif karena tidak rapat di mukanya," bebernya.
Dianjurkan juga agar memakai masker yang juga dapat memfiltrasi polutan berukuran PM 2.5 yakni partikel dengan sangat kecil. Prof Agus memperbolehkan memakai masker kain namun juga dengan syarat bisa memfiltrasi PM 2.5 agar proteksinya makin efektif.
"Kalau mau bisa juga masker kain tapi diselipin filter PM 2.5 ketika sedang polusi itu yang paling aman. Tidak begitu mahal bisa dicari dibeli dan digunakan. Filternya aja dibuang kalau setelah aktivitas, disposibel, jangan dipakai lagi," tandasnya.