Catat Moms, Ini Bahaya Asal Pakai Cairan Pembersih Berbahan Kimia di Rumah
- Freepik/freepik
JAKARTA – Rumah yang bersih dan wangi serta bebas kuman tentu menjadi impian para orang tua agar anak-anaknya terbebas dari bahaya penyakit. Tak heran, pemakaian bahan-bahan kimia untuk produk rumah tangga seperti cairan pembersih lantai kerap jadi pilihan, namun bahaya mengintai bila dipakai tanpa aturan tepat.
Bahan-bahan kimia produk rumah tangga tersebut pada dasarnya bersifat korosif. Hal itu membuat bahan kimia itu berisiko merusak atau menghancurkan kuman serta kotoran lain. Namun, paparannya ke tubuh manusia pun turut menimbulkan risiko serupa.
Dipaparkan Ketua Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI), dr Eddy MS., bahwa cairan pembersih dapat menimbulkan risiko berbahaya bila terpapar ke mata. Meski dalam jumlah sedikit, cipratan cairan kimia itu menimbulkan iritasi hingga luka di mata serts kulit.
"Ya balik lagi korosif itu bisa menyebabkan kerusakan pada kulit kita, pada mata kita, yang banyak masuk korosif," ujar dokter Eddy dalam webinar, baru-baru ini.
Dokter sekaligus anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Tidak Menular PB IDI ini menuturkan bahwa kontak cairan bersifat korosif pada mata dan kulit ini akan memicu peradangan, luka bakar, hingga nyeri tak tertahan. Bahkan, risiko luka terbuka ini akan memicu kuman lain masuk yang berdampak pada komplikasi penyakit lainnya.
Selain itu, gangguan pada tubuh juga kerap terasa apabila menghirup cairan kimia bersifat korosif itu. Bukan tanpa alasan, pemakaian berlebihan dari cairan kimia ini akan terhirup ke saluran napas atas dan bila terhirup dalam waktu lama berisiko pada sindrom gangguan pernapasan akut. Namun, dokter Eddy menegaskan bahwa bahaya paling rentan ada pada mata dan kulit.
"Yang paling penting hindari paparan pada kulit dan mata," tutur Dokter Eddy.
Maka dari itu, Dokter Eddy mengingatkan agar cairan pembersih rumah ini dipakai sesuai dosis dan tidak berlebihan. Dianjurkan pula memakai sarung tangan dan masker saat hendak memakainya agar tidak membahayakan area tubuh tersebut.
"Sebaiknya ikuti instruksi dari bahan dan diliat itu dosisnya berapa. Jadi kalau mau aman, gunakanlah sesuai yang diinstruksikan di kemasannya," tandas dokter Eddy.