8 Rumah Adat Jawa Timur, Sangat Unik dan Menarik
- Twitter @CantikaCahyhani
VIVA Lifestyle – Rumah adat Jawa Timur memiliki keunikan dan makna tersendiri setiap modelnya. Jawa Timur sendiri merupakan provinsi di bagian timur Pulau Jawa yang memiliki ibu kota Surabaya dengan penduduk kedua terbanyak di Indonesia.
Mayoritas suku yang mendiami Jawa Timur yaitu suku Jawa dan beberapa suku lainnya seperti Madura, Bawean, Tengger, dan juga Osing. Warisan budaya yang di miliki wilayah Jawa Timur ini sangat beragam. Mulai dari tarian, alat musik, makanan, hingga rumah adat yang hingga kini masih bisa ditemui.
Rumah adat Jawa Timur
1. Joglo Situbondo
Rumah adat Jawa Timur yang pertama ada model Joglo Situbondo. Rumah adat Jawa Timur yang satu ini memiliki bentuk yang sama dengan rumah adat joglo Jawa Tengah. Namun rumah adat Jawa Timur ini disebut dengan joglo situbondo.
Rumah adat ini berbentuk limas yang masih bisa banyak ditemukan di Jawa Timur khususnya daerah Ponorogo. Keunikan rumah adat Jawa Timur ini dibuat dengan material kayu jati untuk bahan dasar bangunan yang sudah terbukti kokoh sejak zaman dahulu.
Rumah adat ini menyiratkan kepercayaan kejawen masyarakat Jawa berdasarkan sinkretisme. Keharmonisan antara manusia dan sesama serta hubungan manusia dengan alam sekitar bisa terlihat dari tata bangunan yang menyusun rumah joglo situbondo ini. mulai dari pondasi, jumlah saka guru atau tiang utama, bebatur atau tanah yang diratakan dan lebih tinggi dari tanah sekelilingnya serta aneka ornamen penyusun rumah joglo benar benar mencerminkan kepercayaan masyarakat Jawa.
2. Rumah Adat Suku Tengger
Rumah adat Jawa Timur selanjutnya ada rumah adat suku Tengger. Rumah adat suku Tengger ini dibangun masyarakat suku Tengger di lereng Gunung Bromo, Desa Ranupane, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ciri utama dari rumah adat Jawa Timur ini tidak bertingkat dan bukan jenis rumah panggang. Untuk struktur tersusun dari papan atau batang kayu. Sementara untuk bubungan atap tinggi sehingga terlihat terjal dengan satu atau dua jendela saja.
Ciri khas dari rumah adat suku Tengger terletak pada bagian depan rumah yang memiliki bali bali untuk tempat duduk atau lebih menyerupai dipan di bagian depan rumah. Rumah adat ini biasanya memiliki pola tidak teratur dan disusun bergerombol, saling berdekatan dan hanya dipisahkan oleh jalur pejalan kaki yang sempit untuk menghalau serangan angin dan cuaca dingin yang ekstrem.
3. Rumah Adat Osing
Selanjutnya ada Rumah adat Osing. Rumah adat Jawa Timur ini masih tetap terjaga keasliannya sehingga para wisatawan yang berkunjung juga bisa merasakan suasana Banyuwangi tempo dulu. Rumah adat ini bisa ditemukan di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Ada beberapa model rumah adat Jawa Timur Osing seperti Tikel Balung, Baresan dan juga Crocogan. Ketiga rumah adat ini bisa dibedakan dari jumlah bidang atap yang dinamakan rab.
4. Rumah Adat Dhurung
Rumah adat Jawa Timur ini berbentuk sebuah gubuk yang tidak dilengkapi dinding dan terbuat dari bambu atau kayu. Pada bagian atap, terbuat dari rumbai daun pohan yang dalam bahasa Bawean disebut dengan dheun.
Rumah adat Dhurung ini digunakan untuk tempat beristirahat dan menghilangkan lelah sesudah bekerja di ladang atau sawah.
Selain itu, juga digunakan sebagai tempat bersosialisasi masyarakat dan sering digunakan masyarakat untuk mencari jodoh. Umumnya, dhurung akan diletakkan di depan atau samping rumah. Untuk ukuran dhurung yang besar bisa berfungsi ganda yaitu untuk lumbung padi dan beberapa kegiatan yang sudah disebutkan diatas.
5. Joglo Sinom dan Jompongan
Rumah adat Jawa Timur selanjutnya ada joglo sinom. Bangunan ini memiliki tiang cukup banyak yakni sekitar 36 buah dan yang empat diantaranya adalah saka guru. Rumah joglo sinom ini juga menggunakan dari empat sisi yang masing masing memiliki tiga bagian serta satu bubungan.
Sementara untuk bentuk bangunan ini mengikuti perkembangan dari jenis rumah joglo yang lain yakni memakai teras untuk tiap sisinya. Untuk rumah adat joglo jompongan ini memakai dua buah pengerat dan memiliki denah bujur sangkar. Bisa dibilang jika rumah joglo jompongan ini menjadi bentuk dasar dari rumah joglo.
6. Limasan Lambang Sari
Rumah adat Jawa Timur ini memiliki ciri khas khusus dibandingkan dengan model rumah limasan lain. Keunikan rumah adat Jawa Timur ini terletak pada konstruksi pembentuk atap yang menggunakan balok penyambung antara atap berujung dengan atap pananggap.
Untuk tiang rumah adat ini sebanyak 16 buah dan atap bangunan memiliki 4 buah sisi yang masing masingnya memiliki bentuk bersusun dua buah sebab ada renggangan di antara kedua belah atap berujung dan penanggap. Bangunan ini memiliki satu bubungan atau wuwung yang menghubungkan semua 4 sisi atap tersebut.
Untuk materialnya menggunakan bahan kayu yang keras serta serat kuat yakni kayu jawa atau kayu yang berasal dari Pulau Jawa seperti kayu jati, kayu sonokeling, kayu nangka dan juga kayu keras lain. Bangunan ini juga memakai pondasi umpak dengan ciri khas khusus yakni memakai purus di bagian tengah tiang bawah yang berguna untuk pengunci tiang atau kolom.
7. Limasan Trajumas
Limasan trajumas adalah rumah adat Jawa Timur yang memiliki 6 buah tiang atau saka sebagai struktur pokok. 6 buah tiang dan ander pada bagian tengah tersebut membagi rumah ini menjadi dua bagian ruang sama yang disebut dengan rong rongan. Rumah ini memiliki empat buah sisi atap seperti rumah limasan lainnya. Bentuk sederhana dari rumah adat Jawa Timur ini memiliki konstruksi rumah yang utuh sekaligus unik sehingga bisa dikombinasikan dengan bentuk modern untuk bungalow atau gazebo yang berdiri sendiri secara terpisah dengan rumah induk yang lebih besar.
8. Limasan Trajumas Lawakan
Rumah adat Jawa Timur yang terakhir ada Limasan Trajumas Lawakan. Ini merupakan perkembangan dari rumah model limasan trajumas dengan penambahan emper yang mengelilingi bangunan. Emper keliling ini memiliki sudut kemiringan yang berbeda dibandingkan atap bagian pokok. Limasan trajumas lawakan ini masih menggunakan tiang pada bagian tengah sehingga terbentuk dua buah rong rongan di bagian ruang dalam.
Jumlah atap rumah adat Jawa Timur ini terdiri dari empat buah sisi yang masing-masing bersusun dua dengan satu bubungan sebagai titik temu empat sisi atap tersebut. Bangunan ini memiliki 20 buah tiang atau saka sebagai struktur utama dan dilihat dari bangunan akan terlihat bentuk simetris yang sangat jelas karena tiang utama sebagai pembagi antara sisi ruang yang satu dengan ruang lainnya.
Semua bangunan menggunakan material kayu serat kuat sehingga bisa menerima gaya tekan dan gaya tarik struktur seperti kayu jati, kayu sonokeling, kayu glugu, kayu nangka dan jenis kayu lainnya.
Demikian ulasan tentang rumah adat Jawa Timur yang sangat beragam dan memiliki keunikan setiap modelnya. Semoga artikel ini menambah wawasan kamu.