Para 'Pemburu' Hunian Enggak Perlu Repot Cari Informasi
- Pexels/Binyamin Mellish
VIVA – Proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga awal November ini progresnya telah mencapai sekitar 80 persen dan ditargetkan bisa beroperasi pada akhir 2022. Kehadiran KCJB ini nantinya diharapkan dapat memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi lebih efisien dan cepat karena hanya butuh waktu sekitar 46 menit.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang lintasan 142,3 kilometer dan semula direncanakan untuk berangkat dari Stasiun Halim di Jakarta, singgah di Stasiun Karawang, lalu Stasiun Walini di Bandung Barat, dan berakhir di Stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung.
Namun, belakangan Stasiun Walini ditunda dan Kereta Cepat akan transit di Stasiun Padalarang sebagai penghubung menuju kota Bandung sebelum akhirnya sampai di Stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan keputusan KCJB menjadikan Stasiun Padalarang sebagai stasiun penghubung karena pertimbangan demografi, komersial, dan infrastruktur area Padalarang yang memadai serta untuk menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian barat.
Kabupaten Bandung Barat (KBB) sebagai wilayah yang secara resmi berdiri pada 2007 kini tengah menggeliat dan berkembang sangat cepat. Kabupaten ini memiliki wilayah seluas 1.305,77 kilometer persegi dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Ngamprah yang terletak di jalur Bandung-Jakarta.
Perkembangan pesat wilayah KBB mulai terasa sejak 2000, dengan pengembangan Kota Baru Parahyangan (KBP) sebagai proyek hunian kota satelit seluas 1.250 hektare yang menjadi komplek hunian terbesar di wilayah Bandung Raya.
"Beberapa komplek hunian lain juga muncul di lokasi yang berdekatan. Beberapa titik di wilayah KBB yang mengalami perkembangan paling cepat adalah Padalarang, Lembang, dan Ngamprah,” kata dia, Sabtu, 20 November 2021.
Marine menjelaskan bahwa data-data menunjukkan potensi investasi maupun hunian pribadi di Kabupaten Bandung Barat. Salah satu indikatornya, Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) pada Q3 2021, indeks suplai rumah meningkat signifikan sebanyak 13,6 persen (quarter-to-quarter) dibandingkan Q2 2021.
Peningkatan indeks suplai pun tak hanya terjadi secara kuartalan, namun juga secara tahunan. Bahkan, peningkatan indeks suplai rumah di Bandung secara tahunan sangat tajam, yakni mencapai 65,6 persen (year-on-year) di Q3 2021.
Marine menambahkan bahwa adanya kenaikan indeks suplai rumah di wilayah Bandung secara umum dan Bandung Barat secara khusus mengindikasikan bahwa terjadi pemulihan tren properti. Selain itu indeks suplai rumah yang meningkat tajam tentunya juga mengindikasikan bahwa demand atau permintaan pasar mulai menguat.
Kondisi ini sejalan dengan membaiknya pandemi COVID-19 di Indonesia, khususnya area Jawa-Bali. Selain itu, kepercayaan diri pengembang untuk menghadirkan produk rumah tapak ke pasar juga dilatarbelakangi oleh persentase vaksinasi mencapai lebih dari 200 juta suntikan sampai Minggu pertama November 2021.
Menurut Marine, wilayah Bandung Barat saat ini menjadi area yang prospektif bagi para pencari hunian. Apalagi lokasinya sangat strategis dan terkoneksi dengan akses Tol Purbaleunyi dan Tol Cipularang maupun Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dijadwalkan untuk selesai akhir 2022.
“Para pencari hunian di wilayah Bandung Barat yang pertama kali akan membeli rumah bisa mendapat berbagai informasi yang dibutuhkan. Tinggal klik saja rumah.com. Mulai dari informasi seputar dan rencana infrastruktur wilayah hunian yang jadi incaran, informasi perbandingan harga properti satu lokasi atau sekitarnya, dan simulasi KPR," jelas dia.