Kekinian, Sewa Apartemen jadi Solusi Praktis Kaum Lajang Milenial

Ilustrasi unit dalam apartemen
Sumber :
  • Pixabay/Jarmoluk

VIVA – Jauh dari keluarga dan harus merantau ke kota untuk bekerja, banyak dilakukan kaum lajang milenial. Karena jauh dari rumah dan keluarga, kebanyakan dari mereka tak jarang yang memilih tinggal di kos-kosan. Namun kini, di zaman yang semakin modern, para kaum milenial pun mulai beralih, melirik tempat tinggal yang lebih nyaman dan bergengsi.

3 Artikel Limited Edition Usung Konsep Penuh Inspirasi, Cocok Buat Generasi Alpha Hingga Millenial

Ya, dengan persentase sebesar 34 persen, milenial menjadi generasi yang mendominasi populasi Indonesia tahun ini. Dari jumlah tersebut, lebih dari dua pertiganya adalah lajang, dan 33 persennya berniat untuk keluar dari rumah orangtuanya. Terutama, bagi warga Indonesia yang baru kembali dari studi di luar negeri.

Seperti diketahui, di luar negeri, anak usia 18 tahun umumnya sudah tidak tinggal bersama orangtuanya.
Walaupun ingin tinggal secara mandiri, status lajang membuat kaum milenial ini mengesampingkan niat untuk membeli rumah.

5 Investasi Favorit Gen Z dan Milenial, Ada Properti Hingga Kripto

Membeli rumah memang keputusan yang baik khususnya bagi mereka yang sudah berkeluarga, dan menjadi salah satu pencapaian utama dalam hidup. Namun bagi banyak milenial, menyewa apartemen sudah menjadi gaya hidup.

Lewat rilis yang diterima VIVA, survei dari Rent.com menyebutkan, 1.000 penyewa usia 18-34 tahun mendapati bahwa hampir 8 dari 10 orang tidak berencana membeli rumah. Alasannya cukup masuk akal. Berikut alasan para lajang milenial lebih memilih sewa apartemen.

59% Gen Z dan Milenial Gunakan Paylater Untuk Atur Keuangan, Kok Bisa?

Sesuai budget

Harga rumah yang terus naik membuat cicilan bulanannya meningkat. Jika ingin cicilan yang lebih ringan, risikonya tenor pinjamannya menjadi lebih panjang. Dengan menyewa apartemen, mereka bisa memilih sewa bulanan sesuai budget.

Tidak terikat cicilan bank

Cicilan di kantor atau di bank membuat mereka terikat. Padahal, kaum milenial cenderung hanya bertahan dua atau tiga tahun saja di kantor yang sama. Apabila terikat dengan cicilan di kantor, mereka terpaksa melepaskan peluang pekerjaan impian di perusahaan lain.

Bisa memilih lokasi dekat kantor

Keputusan ini, tentunya akan menghemat tenaga, waktu, dan uang. Tinggal di tempat kos premium mungkin juga menjadi pilihan yang bagus, tetapi dengan fasilitas yang tidak selengkap di apartemen. Selain itu pemilik rumah umumnya memberikan sejumlah aturan dan batasan.

Pindah kapan saja

Jika menyewa apartemen, mereka bisa pindah ke tempat lain ketika sudah bosan atau menemukan tempat baru yang lebih baik. Bayangkan pula bila rumah yang mereka beli ternyata berada di kawasan berpotensi banjir seperti sekarang.

Jika ada kerusakan? Serahkan pada pengelola

Atap bocor, keran mampet, ruangan berantakan selepas acara makan-makan, mereka tinggal mengontak pengelola apartemen. Bagi milenial yang waktunya sudah tersita untuk pekerjaan, mendapati rumah sudah dalam kondisi beres akan sangat membantu.

Nah dengan kesibukan yang semakin meningkat, kaum muda memang membutuhkan tempat tinggal yang strategis dan serba praktis. Mereka cukup mengandalkan internet dengan membuka web, seperti Flokq untuk menemukan apartemen sesuai kebutuhannya.

Melalui penyedia layanan coliving space ini calon penyewa dapat memilih apartemen sesuai kriteria, entah itu lokasi, fasilitas, biaya sewa, bahkan teman satu flat (flatmates).

Flokq didirikan oleh Anand Janardhanan di Jakarta, Indonesia, pada Agustus 2019. Layanan ini berawal dari keinginan untuk membuat warga Jakarta merasa betah tinggal di kota dengan segala rutinitasnya yang padat. Layanan ini membantu menyediakan tempat tinggal yang terjangkau di area-area strategis tanpa harus memberatkan tabungan.

“Menurut kami mengeluarkan puluhan juta rupiah hanya untuk tinggal di apartemen selama beberapa bulan sepertinya tidak begitu adil. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan ini dan terjun langsung untuk mengatasi stereotypes dari berbagi tempat tinggal,” kata Anand yang juga bertindak sebagai CEO Flokq.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya