Indahnya Busana Wastra Nusantara Tampil di Italia
- Istimewa
VIVA – Keindahan wastra nusantara Indonesia sangat beragam. Tidak hanya indah, tetapi wastra nusantara memiliki cerita dan filosofinya masing-masing.
Dan keindahan tersebut seringkali menjadi inspirasi para desainer untuk menghadirkan koleksi busana berbahan wastra nusantara. Ini pula yang dihadirkan desainer Indonesia, seperti Elemwe by Lily Mariasari, Tyramona by Decy Ramona, Territory by Terry Putri dan Alkhansas by Khansa.
Keempat desainer tersebut hadir dalam Indonesia Cultural Fashion 2017 yang berlangsung di BASE Milano, Italia. Salah satu desainer, Lily Mariasari mengatakan bahwa dia berkesempatan membawakan koleksi batik Betawi dalam busana modest kekinian.
“Jadi, pada tanggal 19 Desember 2017 kemarin, kami berempat berkesempatan untuk menampilkan koleksi terbaik di BASE Milano, Italia. Saya sendiri menampilkan busana dari kain batik Betawi,” ujar Lily kepada VIVA, Rabu 27 Desember 2017.
Perhelatan besar yang berlangsung untuk kali kedua ini mengenalkan keragaman Indonesia lewat indahnya kain nusantara. Misalnya, Elemwe mengangkat tema Pesona Jakarta dengan empat desain, terdiri dari batik tulis Betawi dengan paduan bahan polos.
Kemudian, Territory by Terry Puteri menghadirkan tema Territory of Borneo, yakni busana wanita modern, dengan sentuhan kain khas Banjarmasin, yakni sasirangan. Tak lupa sentuhan budaya khas Kalimantan pun terlihat jelas seperti dari hiasan kepala.
Pada Tyramona, motif yang diperkenalkan adalah dari Toraja Pak Tedong, di mana tedong bonga adalah paling berharga bagi masyarakat Toraja dan memiliki harga paling mahal. Sentuhan budaya tanah Toraja sangat kental terasa dalam koleksinya yang menyimpan makna terdalam.
Terakhir, Alkhansas yang terinspirasi dari keanekaragaman dan kekayaan Indonesia. Dalam koleksi ini, Alkhansas memadupadankan kain tradisional Indonesia dengan beberapa motif seperti batik dari Cirebon hingga batik motif Kapal Pinisi dan huruf Lontara dari Bugis, Makassar.
Nilai-nilai yang menjadi ciri khas Indonesia pun diekspresikan dalam beberapa pakaian dengan warna merah menyala. Ada yang berbeda pada koleksinya kali ini, yakni padu padan fine art atau visual art yang ditampilkan dalam beberapa baju, di mana terdapat motif yang dibuat menggunakan beberapa media berbeda selain print dalam kain.
