Cantik Lewat Filler dan Fat Transfer, Mana Lebih Baik
- Viva.co.id/Linda Hasibuan
VIVA – Filler dan fat transfer adalah dua metode yang banyak dipilih banyak orang untuk mempercantik tampilan mereka. Namun, di antara keduanya mana yang lebih populer?
Dikatakan oleh dr. Puri Ambar Lestari, SpBP-RE dari Bamed Healthcare bahwa keduanya sama-sama digemari. Keduanya memiliki prinsip saling mengisi. Salah satu perbedaannya terletak pada lama pengerjaan.
"Dua-duanya sama-sama populer, cuma itu pilihan karena prinsipnya sama-sama mengisi. Kalau tidak punya waktu, terburu-buru, saya sarankan filler, lagi jam makan siang difiller bisa, karena cuma dibius tunggu setengah jam lalu diisi," kata dr. Puri pada VIVA, saat ditemui di Jakarta belum lama ini.
Namun, tidak seperti fat transfer, filler memiliki ketahanan yang lebih pendek. Cairan filler perlahan akan diserap oleh tubuh, sehingga bibir yang sudah berisi bisa kembali seperti semula dalam rentang waktu tertentu.
"Ada masa waktunya karena cairan diserap tubuh kita. Biasanya bertahan enam bulan sampai satu tahun sehingga perlu di-filler lagi. Sitem kerjanya begitu," kata dia.
Untuk transfer lemak, atau fat trasnfer, cairan lemak yang digunakan menyesuaikan dengan daerah yang ingin diisi. Biasanya, dijelaskan dr. Puri, area wajah rata-rata membutuhkan 30cc hingga 60cc lemak. Lemaknya pun berasal dari tubuh Anda sendiri.
"Kalau fat surgery, volumenya memang enggak banyak, karena buat wajah saja rata-rata 60cc, atau 30cc tergantung berapa yang akan diisi, setiap orang beda-beda," ujarnya.
Bicara mengenai pantangan filler, beredar mitos bahwa mereka yang menjalani filler tidak boleh berjemur di suhu panas atau berada dalam ruangan berAC. Hal ini dibantah oleh dr. Puri.
"Kalau awal-awal iya, tetapi kalau filler yang FDA Approved itu aman. Ber-AC juga enggak masalah. Itu mitos saja," tambahnya.