'Ratu Victoria' hingga Keindahan Bromo Bakal Hadir di JFW
- VIVA.co.id/Putri Firdaus
VIVA.co.id – Gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) tidak hanya diikuti oleh pegiat fesyen senior saja. Mereka yang baru merintis pun juga dapat mengikuti gelaran ini.
Selain orisinil, ide-ide yang dimunculkan dapat dikatakan segar dan tak kalah unik sehingga mereka lolos dan dianggap layak untuk menampilkan koleksinya di atas panggung.
Seperti enam desainer lulusan sekolah fesyen Istituto di Moda Burgo, Jakarta. Mereka, Raegita Zoro, Shahira, Eleska Paradis, Jessica Welia Halim, Rilya Krisnawati dan Julianto, sudah siap unjuk gigi di helatan akbar JFW 2018 pada 28 Oktober 2017 mendatang.
Lantas koleksi unik apa yang akan dibawa oleh enam desainer muda ini? Berikut bocorannya.
Raegita Zoro oleh Raegita Zoro
Dengan label fesyen bernama sama, Raegita akan menampilkan koleksi bertema Rebellious yang terinpirasi dari keprihatinannya pada kondisi masyarakat saat pemilihan kepala daerah yang menyebabkan perpecahan, termasuk di lingkar pertemanannya sendiri.
"Ini lebih ke jeritan hati saya yang berontak, ada ketidaksetujuan pada pemilu kemarin. Saya dan beberapa teman jadi bermusuhan, yang dekat menjadi jauh," kata Raegita saat menampilkan salah satu koleksinya di JFW nanti.
Unsur punk dalam koleksinya, kata dia, melambangkan pemberontakan, ketidaksukaannya pada situasi tersebut. Warna yang digunakan cenderung netral.
PADI oleh Eleska Paradis
Koleksinya terinspirasi dari apa yang ia sebut Gamin Woman, perempuan dengan gaya yang maskulin. Koleksinya dibuat dengan memadukan Indonesia tradisional dan modern.
Busananya dipadukan dengan tas buatan Shahira dengan label Kyra. Tas ini dibuat dengan warna yang melambangkan kejayaan di masa Renaissance seperti warna hologram dan hunter green. Tas koleksi Kyra dibuat dengan konsep smart bag yang bisa Anda ubah posisinya sesuai keinginan.
JWH oleh Jessica Welia Halim
Mengambil nama The Empress, koleksi rancangan Jessica berbicara mengenai perempuan sebagai pemimpin. Ratu Victoria salah satu inpirasinya, perempuan yang berhasil memimpin kerajaan di usia muda, 18 tahun.
Koleksi JWH lebih banyak menggunakan perpaduan warna hitam dan emas. Keduanya melambangkan misteri dan elegansi. Songket Palembang yang terkenal sebagai ratu dari segala ratu dan dahulunya kerap digunakan oleh kerajaan dianggap sejalan dengan tema yang diangkat.
"Yang memakai menjadi bisa merasa strong, independent, beautiful woman dan special," kata Jessica.
Jumpanona oleh Rilya Krisnawati
Karyanya lebih banyak dan menonjol pada aksesori. Aksesori ini dibuat kasual sehingga bisa dipakai untuk kegiatan sehari-hari namun tetap cantik digunakan untuk acara resmi.
Karyanya lebih banyak berbicara mengenai Beauty of Imperfection, berangkat dari kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Warna yang digunakan lebih earthy dan beberapa batuan yang tersemat di perhiasan tersebut terinspirasi dari suku asli Dayak di Kalimantan.
Rilya menambahkan bahwa satu koleksi aksesori miliknya tidak hanya terpaku pada satu look saja. Satu aksesori dapat dibongkar pasang membentuk aksesori lain.
"Ada joint-joint tertentu yang bisa dilihat sendiri, jadi beberapa item itu enggak hanya untuk satu look atau fungsi saja, bisa dipakai beberapa look," kata dia.
Julianto oleh Julianto
Koleksi pria ini terinpirasi dari keindahan gunung Bromo. Warna koleksinya cenderung mengarah pada warna di sekitar gunung Bromo seperti nude, coklat, abu-abu.
Garis-garis yang kerap terlihat di sekitar gunung Bromo dan elemen di sekitar gunung tertuang dalam koleksinya. Payet, mutiara membentuk garis-garis rapi menghiasi koleksinya.
Seluruh desainer di atas, masing-masing akan menampilkan delapam koleksi rancangan mereka. Sebagai informasi, dalam pembuatan koleksi, mereka dibimbing oleh desainer sekaligus pendiri Indonesia Fashion Chamber, Ali Charisma.