Tenun dan Sulam Indonesia Melenggang di New York
- Lynda Hasibuan/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Wastra nusantara memang tidak ada duanya. Ada banyak ragam wastra yang bisa diolah menjadi koleksi kekinian, seperti tenun, batik, sulam dan songket.
Hal ini pula yang menginspirasi para desainer anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Jakarta Selatan, yakni Julie S Laiskodat, Adinda Moeda, Emylia Maisa, dan Yurita Puji. Keempat desainer ini menampilkan keindahan tenun di perhelatan New York Fashion Week (NYFW) 2017.
Bertemakan Colors of Indonesia, mereka menampilkan koleksi dari keindahan alam dan keunikan dan keragaman budaya Indonesia di beberapa panggung, seperti panggung Nolcha Fashion Lounge, (NYFW) dan Couture New York Fashion Week.
“Sebagai Ketua IWAPI Jakarta Selatan saya sangat bangga karena ada perwakilan kami yang ikut di ajang Couture New York Fashion Week 2017," kata Julie S Laiskodat, Ketua IWAPI Jakarta Selatan dalam Siaran Pers yang diterima VIVA.co.id,Â
Dia menuturkan bahwa pada kesempatan tersebut telah menghadirkan koleksi tenun Nusa Tenggara Timur (NTT) dari House of Shiloh dengan motif dan warna yang trendi. Sedangkan, label tenun tersebut diolah oleh desainer Yurita Puji untuk tampil di panggung Nolcha.Â
Sementara desainer House of Shiloh, Adinda Moeda mengaku optimistis karya yang ditampilkan bisa bersaing di skala internasional. Demi menambah daya tarik, dari beberapa koleksi tersebut dipadupadankan oleh aneka kreasi aksesori karya Miss Mysa.Â
Kendati demikian ada sedikit perbedaan yang ditampilkan pada bahan dari aksesori yang ditampilkan di dua panggung tersebut. Untuk panggung Nolcha dia membuat mutiara dan lempengan lapis emas berasal dari Indonesia, hasil para perajin lokal. Sedangkan untuk pagelaran di Panggung Couture yang menampilkan Sulam Karawo dia menggabungkan material lokal dan internasional.Â
"Pada panggung Nolcha saya membuat aksesori dari bahan utama mutiara dan lempengan lapis emas yang berasal dari Indonesia yang merupakan hasil karya perajin lokal. Lalu, untuk panggung Couture (Sulam Karawo) saya gabungkan  material lokal dan internasional," ujar dia.
Â