Unggul Mana, Desainer Indonesia atau Turki?
- VIVA.co.id/Linda Hasibuan
VIVA.co.id – Nama modest fashion kian menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan. Di Indonesia, tren modest fashion sudah mulai menjamur dan menghadirkan inovasi terbaru.
Akibatnya, banyak desainer Tanah Air mulai melirik bisnis modest wear alias busana santun atau muslim. Akan tetapi dibandingkan dengan negara Turki, Indonesia sedikit tertinggal.
Menurut Franka Soeria selaku Co-founder Think Fashion, karakter desainer dan bisnis fesyen antara Indonesia dan Turki sebenarnya sedikit berbeda. Desainer dan pengusaha fesyen Indonesia lebih mengutamakan branding ketimbang penjualan. Sedangkan desainer Turki lebih melihat penjualan tanpa peduli branding.
"Kalau saya lihat Indonesia melakukan branding sudah sedemikian rupa agar produknya mudah dikenal. Tapi untuk Turki, mereka enggak mementingkan brand melainkan penjualan sebanyak-banyaknya," ujar Franka kepada VIVA.co.id di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 19 September 2017.
Dia menuturkan, bahwa desainer atau pengusaha fesyen asal Turki jarang mengikuti pekan mode. Mereka lebih suka mem-branding sendiri tanpa mengikuti ajang apapun.
Apalagi jika penjualannya sukses, mereka akan membuka toko di luar negeri. Sementara desainer Indonesia, jarang yang berani mengambil risiko membuka toko di luar negeri.
"Karakter desainer dan pebisnis Turki mereka lebih berani dan sering membuka toko di luar negeri jadinya branding sendiri. Mereka jarang ikut pekan mode tidak seperti orang Indonesia yang jarang mengambil risiko terlalu jauh," ucap Franka.
Kendati demikian, keunggulan desainer dan pengusaha fesyen Indonesia adalah lebih memikirkan inovasi dan daya tarik tersendiri. Tidak seperti Turki yang masih berkutat dengan produksi barang yang selalu diulang sehingga terlihat monoton. (mus)