Permak Area Intim jadi Tren di Kalangan Remaja Wanita
- Pixabay
VIVA.co.id – Sebuah studi baru dari International Society of Aesthetic Plastic Surgery mengungkapkan labiaplasty – yaitu operasi untuk mengurangi ukuran atau mengubah labia pada vagina – kini tergolong bedah medis yang paling berkembang cepat di industri operasi plastik.
Menurut laman Metro.co.uk, pada 2016 prosedur labiaplasty 45 persen lebih banyak dibanding tahun 2015. Meski kepopuleran operasi plastik masih dipegang oleh operasi pembesaran payudara, diikuti oleh liposuction, operasi kelopak mata, dan hidung, labiaplasty menunjukkan peningkatan permintaan yang dramatis dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan adanya tren operasi daerah kewanitaan.
American Society of Plastic Surgeons menemukan bahwa labiaplasty di Amerika meningkat hingga 39 persen selama satu tahun, dengan 12.666 prosedur yang pernah dilakukan di tahun 2016, sedangkan 2015 hanya tercatat sebanyak 9.185.
Meski demikian, hal yang lebih mengejutkan dari meningkatnya permintaan labiaplasty adalah lebih dari lima persen prosedur operasi ini dilakukan pada gadis di bawah usia 16 tahun. Fakta ini ditemukan oleh American Sciety for Aesthetic Plastic Surgery.
Ini menunjukkan bahwa ada porsi yang signifikan pada gadis-gadis remaja yang menjalani operasi ini untuk mengubah daerah kewanitaan mereka. Dan kemungkinan, ada lebih banyak lagi yang merasa tidak nyaman tapi belum diperbolehkan menjalani prosedur bedah plastik.
Belum diketahui secara jelas kenapa hal ini terjadi, atau kenapa labiaplasty mengalami peningkatan yang sangat drastis.
Sejumlah ahli sebelumnya menyatakan bahwa hal ini dikarenakan bentuk vulva yang diperlihatkan di video porno. Sementara banyak yang beragumentasi karena tidak adanya gambar area kewanitaan yang diperlihatkan di pendidikan seks sehingga membuat para remaja dan wanita tidak punya pemahaman nyata mengenai bagaimana area kewanitaan yang sehat dan normal.
Beberapa prosedur labiaplasty dilakukan untuk mengurangi sakit, disebabkan karena labia tersangkut celana dalam atau saat berhubungan seks, sedangkan lainnya dilakukan karena alasan estetik. (ren)