Trump Jadi Inspirasi Desainer Amerika Ciptakan Kerudung

Kerudung koleksi Amara
Sumber :
  • twitter.com/amara_line

VIVA.co.id – Dua wanita asal Phoenix, Amerika Serikat terinpirasi Donald Trump untuk menciptakan kerudung. Saat itu, kedua lulusan Arizona State University ini sedang meraba-raba apa yang akan mereka lakukan setelah lulus.

Prancis Tuai Kecaman usai Larang Atletnya Pakai Jilbab di Olimpiade 2024

Dikutip dari Phoenix New Times, kedua wanita itu adalah Furdos Nurhussen dan Najma Hassan. Mereka terobsesi dengan mode dan ingin membuat lini busana muslim.

"Saya tidak berpikir apa yang ingin kami lakukan sampai Donald Trump berkampanye," kata Nurhussen.

Gak Cuma Modis, Ini Tren yang Diincar Hijabers Sekarang!

Dia menuturkan, setelah melihat keseluruhan kampanye presiden Amerika Serikat hingga selesainya pemilihan umum, membuat mereka makin bangga mengenai identitas mereka.

"Dan lebih percaya diri menjadi orang Afrika, menjadi Muslim, menjadi orang Amerika," katanya.

Potret Shandy Aulia Pakai Kerudung di Abu Dhabi, Jadi Mualaf?

Kini, dua desainer berusia 24 tahun itu telah membuat terobosan di dunia fesyen busana muslim. Mereka memulainya dari menjual kerudung yang diberi nama Amara Collection dengan harga terjangkau sekitar Rp160 ribu-Rp186 ribu.

Mereka menjual kerudung berkualitas mewah tanpa label harga selangit. Mereka mengambil pendekatan yang lebih edgy, dengan menampilkan warna-warna neon seperti merah muda dan biru.

"Apa yang kita lihat sekarang adalah gaya feminin yang mudah dibentuk dan elegan," kata Nurhussen.

Menurut dia, produknya sangat populer di kalangan remaja putri atau anak perempuan yang baru mulai kuliah. Namun terpenting bagi Nurhussen, kerudungnya mewakili komunitas mereka, yakni wanita dengan kulit berwarna di industri fesyen dunia.

"Di industri busana muslim, tidak banyak perempuan kulit hitam Muslim yang menjadi pemilik sebuah bisnis," katanya.

Selain menjual produknya di toko online, Amara juga telah dijual di toko pop-up sekitar Phoenix dan Tempe. Kini pelanggannya sudah tersebar di seluruh Amerika, Inggris dan Kanada.

Koleksinya yang baru saja diluncurkan pada November tahun lalu tersebut, menurut Nurhussen terus berkembang. Mereka berencana akan melebarkan sayap bisnis ke kota-kota lain di sekitarnya.

Kariman Abuljadayel dari Arab Saudi di Olimpiade Rio de Janeiro 2016

Respons Atlet Prancis Soal Larangan Pakai Jilbab di Olimpiade 2024

Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera mengumumkan bahwa atlet Prancis dilarang mengenakan jilbab atau hijab selama Olimpiade 2024.

img_title
VIVA.co.id
18 Juli 2024