Hati-hati, Fidget Spinner Bisa Berbahaya dan Terbakar
- www.nbc25news.com/WEYI/WSMH
VIVA.co.id – Mainan fidget spinner kini memang sedang populer di belahan dunia. Ragam fitur fidget spinner juga kian bermunculan, mulai dari fitur lampu LED sampai Bluetooth untuk pengisi daya. Namun fitur baru tersebut malah membuat mainan tersebut berubah berbahaya.
Dikutip dari The Indy Channel, Minggu 2 Juli 2017, setidaknya dua ibu dari Negeri Paman Sam merasakan kengerian saat fitur elektronik fidget spinner itu membuat mainan populer tersebut terbakar.
Salah satu yang mengalami insiden itu yakni Michelle Carr. Ibu warga Fenton, Michigian itu mengatakan, beberapa waktu lalu fitur Bluetooth membuat fidget spinner miliknya terbakar. Sebelumnya dia mengisi daya mainan itu kurang dari 30 menit. Carr mengatakan spinner yang dimainkan di tangannya tiba-tiba terbakar.
"Kabel (pada fidget spinner) sama dengan yang ada pada (perangkat) pemantau bayi saya. Saya hanya memasangnya secara sederhana dan sekarang saya memadamkan api di mainan itu," ujar Carr dikutip dari Nbc25news.
Carr mengatakan, atas kasus yang dialaminya, dia ingin pengguna mainan populer itu agar lebih teliti dan waspada.
Sang ibu tersebut mengaku membeli spinner tersebut secara online dan tak mendapatkan arahan maupun petunjuk penggunaan yang aman dari mainan tersebut.
Insiden fidget spinner yang terbakar juga menimpa Kimberly Allums, warga Gradendale, Alabama, Amerika Serikat. Allums mengatakan, spinnernya terbakar setelah dicas kurang dari 45 menit.
Saat insiden terjadi, Allums sekitar 10 menit sedang keluar rumah dan tiba-tiba saat pulang dia menyadari spinnernya telah terbakar.
Carr dan Allums menuturkan, sampai saat ini mereka belum bisa melacak siapa perusahaan pembuat spinner mereka. Keduanya hanya menemukan pada kotak fidget spineer itu, tertera label ‘Made in China’.
Kemungkinan penyebab terbakarnya spinner itu adalah faktor baterai. Laporan dari organisasi non profit independen Consumer Reports, baterai lithium-ion yang mendayai sebuah perangkat sering mengalami kegagalan lantaran faktor cacat produksi. Hal ini pernah terjadi dalam kasus meledaknya berbagai perangkat Galaxy Note 7 dan hoverboard beberapa waktu lalu. (ase)