Batik Mamayoo Lahir untuk Angkat Kekayaan Alam Papua
VIVA.co.id – Batik Mamayoo Papua dengan desain yang menggambarkan burung Cenderawasih, ukiran kayu, koteka, ikan, bunga anggrek kian mendunia.
Bahkan dalam berbagai acara fesyen show bertaraf internasional, Batik Mamayoo kerap diundang untuk memamerkan karya-karyanya. Lalu siapa pemilik dan perancang motif batik Papua Mamayoo dan apa yang menjadi motivasinya?
Adalah Yolanda Tinal pemilik rumah mode sekaligus perancang batik Mamayoo Papua. Ia ingin mengangkat kekayaan alam Papua dengan menggambarkannya melalui batik, agar dikenal dunia bahwa Papua sangat kaya dengan beragam hayatinya.
"Saya sangat cinta dengan Papua, dan ingin menunjukan kepada dunia, bahwa Papua sangat kaya dengan sumber daya alamnya dan masih sangat natural," kata Yolanda kepada VIVA.co.id, Rabu 18 Mei 2017.
Segala kekayaan alam dan keunikan yang dimiliki Papua, lanjut Yolanda, menjadi inspirasi serta motivasi awal dirinya mendirikan rumah mode Mamayoo.
"Papua sangat kaya tapi kurang dikenal, lalu saya terinspirasi bagaimana agar kekayaan hayati itu dikenal, muncullah ide membuat batik yang gambarnya segala kekayaan alam tadi,’’ tuturnya.
Yolanda kemudian memulai merancang batik ukiran tangan dengan motif gambar kekayaan hayati Papua. “Awal produksi sangat terbatas, ternyata banyak yang senang dan kagum,  lalu permintaan tinggi hingga kami kewalahan karena belum memiliki tenaga yang memadai,’’ ujarnya.
Selanjutnya Yolanda membuka rumah batik guna memproduksi kain  di Laweyan Solo Jawa Tengah. “Meski sudah buka rumah produksi kain Batik Mamayoo di Solo, tapi kami masih kewalahan memenuhi permintaan yang tinggi, karena batik Mamayoo diukir  dengan  tangan, yang memakan waktu tiga minggu untuk kain pembuatan satu potong kemeja,’’ kata dia.
Produksi terbatas
Kendati produksi batik Papua Mamayo hingga saat ini masih terbatas, Yolanda optimistis suatu saat akan memiliki rumah produksi kain yang mampu memenuhi permintaan pelanggannya.
“Yang terpenting bagi saya saat ini adalah kekayaan hayati Papua mulai dikenal melalui batik produksi Mamayo,’’ jelasnya. Ia juga mengungkapkan,  ide desain batik yang menggambarkan burung Cenderawasih, ukiran kayu, koteka, ikan, bunga Anggrek muncul saat dirinya mengikuti suaminya yang tak lain adalah Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal.
“Kalau saya ikut bapak ke daerah-daerah, pasti ada saja hal yang unik yang saya temui. Lalu saya corat coret di kertas, dan itulah yang kemudian menjadi inspirasi gambar batik,’’ cerita Yolanda.
Untuk bunga Anggrek, seluruh spesies anggrek yang ada di Papua akan dituangkan dalam batik. “Ada ratusan jenis anggrek Papua, semuanya akan di ukir dalam kain batik Mamayoo,’’ kata dia.
Rumah Mode Batik Papua Mamayoo kini ada di Kemang Jakarta dan Hotel Swisbel Jayapura. “Obsesi saya, ingin memiliki rumah mode Batik Mamayoo di 29 kabupaten-kota yang ada di Papua dan saat ini sedang dirintis, agar setiap orang yang berkunjung ke Papua bisa memperoleh batik Papua dimana saja,’’ katanya.
Merek batik Mamayoo juga sudah dipatenkan di kementrian terkait, guna menghindari adannya penjiplakan. Meski baru berusia sekitar empat tahun, batik Mamayoo sudah mengikuti sejumlah fesyen show tingkat Internasional di Amerika dan Eropa.  16-20 Mei mengikuti Fashion Show di Bali.
Mengenai penggunaan Mamayoo untuk produksi batiknya, Ia mengatakan, karena kata Mamayoo adalah ungkapan yang popular di masyarakat Papua.  “Mamayoo adalah kata ekspresi spontan warga Papua dalam mengungkapkan kekaguman akan sesuatu hal,’’ kata Yolanda.