Akulturasi Budaya dalam Tenun Bali Betawi Ala Anna Mariana
- Viva.co.id/Linda Hasibuan
VIVA.co.id – Berawal dari ketertarikannya melestarikan budaya Betawi, tokoh dan pelopor tenun nusantara, Anna Mariana mulai berkreasi dengan tenun terbaru. Anna kini menciptakan tenun dengan sentuhan budaya Bali dan Betawi dalam selembar kain.
Dalam inovasi terbarunya ini, Anna ingin membuat suatu akulturasi budaya yang tidak biasa. Sehingga dicetuskanlah kain Babe yang merupakan singkatan Bali Betawi.
Adapun terciptanya kain ini adalah atas inisiasi dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Soni Soemarsono. Menurut Anna dia cukup puas melihat hasil tenun dan songket yang sudah dikerjakan oleh penenun binaan dirinya bersama sang suami Tjokorda Ngurah Agung Kusumayudha.
Meski mengaku bukan seniman, Sumarsono memberi usul untuk bisa dibuatkan ragam desain yang lebih banyak untuk tenun Betawi seperti akulturasi dengan memadukan desain Bali dan Betawi dalam satu kain. Sedikitnya, ada dua kelebihan, jika batik Babe jadi direalisasikan, seperti adanya lintas karya Bali dan Betawi, juga lintas agama antara Islam dan Hindu. Â
"Jadi pada waktu kunjungan Plt DKI Jakarta Soni Soemarsono di dua lokasi binaan tenun dan songket saya di Bali, tiba-tiba tercetus darinya untuk menciptakan kain Babe.
Penerbitan Perpu Gubernur ini sekaligus untuk menegaskan budaya Betawi itu yang sangat terbuka dan langsung saya ciptakan," ujar Anna Mariana kepada VIVA.co.id, Minggu, 16 April 2017.
Dia menuturkan, bahwa sedari dulu budaya Betawi tumbuh dan berkembang dari akulturasi antara Cina, India, Arab dan Melayu. Sehingga ini akan memberikan khasanah pluralisme Jakarta dan memperkuat NKRI.
Nantinya motif yang ditawarkan pada satu lembar kain menampilkan masing-masing daerah mewakili satu ikon sehingga tidak begitu ramai. Beberapa motif tersebut, seperti, monas sirih kuning, ondel-ondel, tanjidor dan elang bondol. Sedangkan Bali, tari pendet, barong dan pura bali.
Saat ini kain tersebut sudah dirilis dalam tenun dan songket. Untuk harganya kain ini dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp5 juta tergantung bahan dan kualitasnya.
"Saat ini kain tersebut sudah mulai dirilis dengan beragam motif mewakili masing-masing daerah. Kain ini akan dijual mulai dari Rp200 ribu hingga Rp5 juta tergantung bahan dan tingkat kesulitan." (mus)