400 Peserta Bakal Ramaikan Pameran Adiwastra Nusantara
- Bimo Aria/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Pameran Adiwastra Nusantara akan kembali digelar 5-9 April 2017 di Hall A–B, Jakarta Convention Center (JCC). Pameran yang telah berlangsung selama 10 kali ini akan memamerkan berbagai pameran kain tradisional dari seluruh penjuru Tanah Air berupa batik, tenun, rajut hingga jumputan.
Ketua Bidang Pameran Adiwastra Nusantara, Edith Ratna menjelaskan bahwa ajang display dan transaksi bagi produk industri kreatif berbasis warisan budaya dan menjadi penggerak tumbuh serta meningkatkan daya saing ekonomi usaha kecil dan menengah (UKM) nasional.
"Nanti akan ada pameran kain unggulan Nusantara dan pengembangannya ke masa kini, kompetisi kain Besurek, peluncuran buku Batik Betawi karya Hartono Sumarsono," kata Edith saat ditemui di Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Senin, 3 April 2017.
Selain itu, pagelaran Bali Menari untuk Adiwastra Nusantara menampilkan Pacitran Saraswati dengan maestro penari Bulantriusna Djelantik dan kawan-kawan, serta kuliner khas dari berbagai daerah di Tanah Air.
Sementara itu, pameran kali ini menghadirkan beraneka produk kain berupa sutera, batik, dan aplikasinya, tenun, sulaman, bordir, fesyen, dan produk tekstil lainnya. Mendukung pameran akan ada acara kompetisi wastra, seminar, fashion show, kontak bisnis, live music, dan tampilan seni budaya Nusantara.
Dia menjelaskan, pameran Adiwastra Nusantara ini juga akan diikuti oleh 400 peserta dari seluruh wilayah Indonesia. Edith menyatakan bahwa acara ini dibuka untuk umum, bukan hanya dari para perajin kain, tapi juga para desainer.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti menjelaskan, pameran Adiwastra Nusantara 2017 ini dinanti masyarakat, khususnya para pencinta dan pengguna kain adat yang semakin mendapat tempat istimewa di hati generasi muda.
"Banyak perancang busana menggunakan bahan wastra adat untuk rancangan baik ready to wear maupun houte couture. Kain-kain khas Indonesia seperti batik, ikat, songket mulai dikenal dan digemari di mancanegara,” ujarnya. (art)