Alasan Resepsi Pernikahan Tradisional Tinggi Peminat
- Bimo Aria/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Resepsi pesta pernikahan dengan konsep tradisional sejak 2016 masih banyak dipilih oleh pasangan calon pengantin. Tren ini diprediksi berlanjut hingga tahun ini.
Resti Nendia, pemilik Nendia Primarasa Catering and Wedding Service mengungkapkan bahwa alasan kuat konsep resepsi pernikahan dengan nuansa tradisional diminati, karena banyak pengantin muda yang ingin mempelajari lebih dalam budaya daerahnya.
"Karena mungkin mereka masih menyadari bahwa tetap ingin menempatkan dari mana merak berasal," kata Resti di International Wedding Festival bersama Nendia Primarasa di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jakarta, Jumat, 17 Februari 2017.
Resti menjelaskan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang masih menghargai adat istiadat dan budaya daerahnya, sehingga nuansa tradisional menjadi pilihan. Apalagi, dalam kesehariannya, mereka tidak selalu mengaplikasikan adat istiadat dan budaya mereka.
"Karena setiap hari, mereka belum tentu mengaplikasikan (budaya dan adat istiadat). Jadi ini (resepsi pernikahan konsep tradisional) bentuk penghargaan mereka," ujarnya.
Di samping itu, menurut dia, banyak calon pengantin yang menganggap bahwa konsep pernikahan tradisional lebih sakral, dibandingkan dengan konsep internasional maupun nasional. Sebab itu, mereka ingin menjadikan momen sekali seumur hidup sebagai suatu yang bisa dikenang selamanya.
"(Resepsi pernikahan tradisional) lebih sakral juga, karena seperti prosesi pengantin masuk, pengantin itu benar-benar anggun. Jadi, mereka benar-benar merasa jadi ratu dan raja dalam semalam. Kalau internasional lebih happy, lebih semringah," tutur dia.
Dia sebelumnya menyebut bahwa persentase pasangan calon pengantin yang memiliki minat menikah dengan nuansa tradisional masih di atas 70 persen. Sementara itu, untuk nasional dan internasional hanya berkisar 30 persen.