Betawi Kini Punya Tenun dan Songket
- Viva.co.id/Linda Hasibuan
VIVA.co.id – Betawi tidak hanya terkenal dengan kesenian dan kuliner lezatnya, tetapi juga wastra nusantaranya, seperti batik. Ada wastra lain yang tidak kalah unik dari Betawi, yakni tenun dan songket yang baru saja diciptakan. Â
Badan Musyawarah (Bamus) Betawi dan Forum Pemuda Betawi baru-baru ini memberikan penghargaan kepada Anna Mariana sebagai tokoh dan pelopor tenun nusantara. Anna juga berhasil menciptakan kain songket dan tenun Betawi yang memiliki keunikan tersendiri.
Dalam budaya Betawi, belum pernah ada tenun dan songket. Namun di tangannya, motif-motif tenun dan songket khas Betawi berhasil tercipta. Â
“Seperti yang kita ketahui bahwa budaya Betawi tidak memiliki songket ataupun tenun, yang ada hanya kain batik dengan motif kembang-kembang, Ondel-Ondel ataupun gambar Monas. Untuk itu, saya mencoba untuk berinovasi dengan menciptakan kain songket dan tenun yang terbuat handmade," ujar Anna saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 9 Februari 2017.
Soal desain, dia tetap mengangkat motif asli dan tidak menghilangkan ciri khas Betawi. Saat ini, Anna berhasil mebuat tenun dan songket Betawi dengan motif Ondel-Ondel warna kuning sirih. Selain itu, ada motif bunga, penari cokek, Monas dan kembang api.
Adapun proses pengerjaan kain songket dan tenun sangat khas dan memerlukan waktu lama. Apalagi untuk menghasilkan tenun kelas premium, dengan menggunakan benang sutera waktunya semakin lama.
Meski prosesnya yang lama dan sulit, Anna menjanjikan akan memberikan harga tenun yang cukup bersahabat bila sudah dipasarkan. Harga tersebut mulai Rp600 ribuan hingga puluhan juta, tergantung dari bahan bakunya.
“Proses pengerjaannya memakan waktu enam bulan bahkan sampai setahun. Diperlukan keterampilan, keuletan, ketekunan dan kesabaran khusus. Itu karena menenun dengan menggunakan benang sutera cukup rumit, sehingga harga songket menjadi mahal bahkan cenderung fantastis," ucapnya.
Anna pun berharap bahwa pengembangan tenun dan songket Betawi tidak hanya membuka peluang kerja bagi para penenun, namun juga membuat catatan sejarah baru untuk jenis kain yang akan diproduksi di Jakarta.Â