'Better and Better', Pedoman Gaya Hidup Ala Pakar
- VIVA.co.id/ Diza Liane Sahputri
VIVA.co.id – Siapa pun manusia di dunia ini, pasti ingin memiliki hidup yang lebih baik. Apalagi dengan tren gaya hidup yang semakin beragam, membuat banyak orang haus akan kebutuhan untuk mengenal serta mengembangkan diri sendiri.
Hal itu yang akhirnya membuat kelima pakar dari berbagai profesi, turun tangan untuk memberikan banyak acuan bagi masyarakat luas, melalui sebuah buku berjudul Better and Better.
Buku Better and Better ini merupakan sebuah pedoman untuk bisa menikmati gaya hidup dan bermasyarakat sambil memperbaiki diri, dengan tips dari para ahlinya yakni Rosdiana Setyaningrum sebagai psikolog, Philips Kwok sebagai Make-up Artist, Caren Delano sebagai personal style, Dave Hendrik sebagai public speaker dan Rachel Octavia sebagai personal branding.
"Kita percaya dengan meluncurkan Better and Better bisa membuat individu mengenali diri sendiri, setelahnya bisa mulai mengenali karakter orang lain. Nah, baru setelah tau karakternya, bisa dimulai dengan personal style, make-up, public speaking, dan terakhir bagaimana cara kita bisa dapat 'label' di hadapan banyak orang," ujar psikolog dan penulis, Rosdiana pada VIVA.co.id usai peluncuran buku Better and Better di Grand Indonesia, Jakarta, Senin, 17 Oktober 2016.
Dari bab pertama, sudah diberikan arahan mengenal karakter dari Rosdiana melalui DISC (Dominan, Influence, Steady dan Concious). Setelah mengenal karakternya, maka langkah selanjutnya, para pembaca bisa memahami bagaimana mengenal karakter orang lain.
Bab kedua, ditulis oleh Caren Delano, di mana tulisannya berdasarkan keyakinan akan beragam macam perbedaan karakter dan gaya yang dimiliki tiap individu. "Gimana caranya menemukan gaya sesuai karakter, karena setiap orang punya gaya dan karakter yang enggak akan pernah sama," ucapnya di tempat dan waktu yang sama.
Selanjutnya, Bab ketiga ditulis oleh Philips Kwok, dengan pembahasan mengenai cara merias wajah dengan cepat dan cantik. Hal ini, ia katakan, menjadi sebuah fenomena di kota besar, khususnya Jakarta, yang memaksa banyak perempuan untuk bisa bergerak cepat.
"Berdandan tanpa beban, itu yang ingin saya angkat agar para perempuan bisa tetap aktif bergerak dan tetap tampil dengan make-up yang cantik," tambahnya di tempat dan waktu yang sama.
Setelah memiliki penampilan yang baik, maka bab selanjutnya adalah pembahasan dari Dave Hendrik. Dengan gaya bicaranya yang begitu menarik, tidak ada yang perlu meragukan lagi kemampuan berbicara dari Dave yang ia tuliskan di buku tersebut. Terlebih, gaya bahasa yang begitu mudah, membuat bab ini semakin menarik untuk dibaca.
Terakhir yaitu pembahasan mengenai label yang dicantumkan orang pada tiap individu, oleh Rachel Octavia.
"Generasi sekarang itu mulai berubah, value-nya mengalami pergeseran. Jadi untuk membuat penilaian orang baik terhadap kita, harus melalui empat tahapan sebelumnya itu lalu baru mulai memiliki attitude," kata Rachel ditempat dan waktu yang sama.