Kisah Keponakan Prabowo Subianto Terlempar dari Kuda
- VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id - Berkuda setengah jam seperti lari keliling lapangan selama dua jam. Maka tak heran jika Rahayu Saraswati, putri Wakil Ketua Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, ini memiliki badan bagus karena rajin menunggang kuda.
Rahayu, anggota DPR RI Komisi VIII, membidangi Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan ini, mengaku, sejak kecil sudah terbiasa dengan berkuda.
"Awalnya saya naik kuda poni yang memiliki ukuran lebih kecil karena cocok untuk saya yang masih kecil," ujar sarjana drama dan sejarah kuno dari University of Virginia, Amerika Serikat.
Keponakan Letjen (purn) Prabowo Subianto ini mengaku pernah terlempar atau jatuh pada saat masih belajar naik kuda. Karena belum ada yang mengajarkannya secara detail mengenai teknik menunggang kuda dengan baik.
"Untung tidak fatal jadi tidak apa-apa," ungkapnya.
Kini cucu Soemitro Djojohadikusumo tersebut sudah mahir memegang tali kekang kuda miliknya yang berasal dari Rusia dan Arab.
Menurutnya, untuk memegang tali kendali ada cara yang tepat. Tali kekang harus terletak di antara jari-jari agar mudah untuk mengendalikan kuda.
Begitu pula dengan posisi badan juga harus lurus dan tegak, tapi tidak tegang. Jika badan kaku, kuda akan merasakan sehingga larinya tidak stabil. Pengendaranya juga akan merasa tidak nyaman dengan posisi duduknya.
“Posisi duduk mengikuti gerak dari kuda," ujar Rahayu yang pernah mengikuti lomba antarklub untuk kategori show jumping dan dressage.
Tips berkuda
Ia menjelaskan perlengkapan awal untuk penunggang adalah helm berkuda. Lalu celana panjang, jangan terlalu longgar karena mudah terjepit. Sepatu dengan sedikit hak, sebaiknya setinggi mata kaki. Untuk kenyamanan penunggang, dianjurkan memiliki helm, sarung tangan, celana dan boots berkuda.
Dianjurkan berlatih 2-3 kali tiap minggu. Selain belajar teknik menunggang, pemula juga diperkenalkan dengan horsemanship, yaitu bagaimana berinteraksi dengan kuda, cara merawat kuda dan pemasangan alat tunggang seperti pelana, kendali dan lain-lain.
Pada tahap awal belajar menunggang, pemula akan dilongser selama kira-kira 30 menit. Longser atau lunging adalah berlatih mengelilingi pelatih yang mengendalikan kuda dengan tali panjang sekitar 7 meter yang disambungkan ke bagian mulut atau mouthpiece kuda. Dengan cara itu, pemula dapat berkonsentrasi kepada dirinya sendiri.
Perlu diperhatikan cara duduk yang benar, menemukan keseimbangan badan dalam setiap cara gerak kuda (walk, trot, canter) dan bagaimana memberikan pertolongan kepada kuda untuk mengendalikannya.
“Kedua kaki dari pengendara menjadi media untuk berkomunikasi antara pengendara dan kuda. Gunanya untuk mengatur kuda jika berlari, berhenti, dan juga berjalan pelan. Sedikit tendangan menjadi kode untuk kuda agar melakukan apa yang diinginkan pengendara," jelasnya.
Rahayu juga menyukai olahraga polo pakai kuda.
"Saya tahu polo itu karena dikenalkan oleh ayah. Dari sana, saya mulai mencoba sendiri dan ternyata enak juga main polo," katanya. (one)