Keindahan Budaya dalam Batik Kudus The Heritage
Jumat, 2 Oktober 2015 - 14:58 WIB
Sumber :
- Dok Djarum Foundation
VIVA.co.id
- Dalam rangkaian peringatan Hari Batik Nasional 2015 pada 2 Oktober, Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Miranti Serad Ginanjar, Pembina Batik Kudus, meluncurkan buku Batik Kudus The Heritage. Buku ini menceritakan keindahan Batik Kudus sebagai salah satu bagian dari simbol kekayaan budaya Indonesia.
“Sebagai pembina Batik Kudus, tentu saya merasa bangga, batik yang selama ini kami lestarikan semakin dikenal masyarakat. Dengan adanya peluncuran buku ini, kami ingin berbagi cerita tentang Batik Kudus secara mendalam dari masa ke masa, dari sisi sejarah dan perkembangannya,” tutur Miranti, dikutip dari rilis.
Batik yang berasal dari utara Pulau Jawa ini, telah populer sejak era Sunan Kudus di abad ke-16. Pada era Sunan Kudus (Syekh Jafar Shodiq), Batik Kudus berpusat di Langgar Dalem dan terkenal dengan motif Langgar Dalem yang kental dengan sentuhan Islam.
Baca Juga :
Ibu Hamil, Bacalah Buku-buku Ini
Baca Juga :
Transformasi Batik Kudus Jadi Fesyen Kekinian
“Sebagai pembina Batik Kudus, tentu saya merasa bangga, batik yang selama ini kami lestarikan semakin dikenal masyarakat. Dengan adanya peluncuran buku ini, kami ingin berbagi cerita tentang Batik Kudus secara mendalam dari masa ke masa, dari sisi sejarah dan perkembangannya,” tutur Miranti, dikutip dari rilis.
Batik yang berasal dari utara Pulau Jawa ini, telah populer sejak era Sunan Kudus di abad ke-16. Pada era Sunan Kudus (Syekh Jafar Shodiq), Batik Kudus berpusat di Langgar Dalem dan terkenal dengan motif Langgar Dalem yang kental dengan sentuhan Islam.
Pada masa itu, semua wanita di Langgar Dalem dapat membatik Kudus demi memenuhi kebutuhan pakaian masyarakat sekitar dan Sunan Kudus. Setelah masa Sunan Kudus, sekitar tahun 1920-an hingga 1930-an Batik Kudus mengalami asimilasi dengan kebudayaan Tiongkok.
Lalu, muncul nama seniman seperti Liem Boe In yang memberikan warna baru pada motif Batik Kudus. Pada tahun 1950-an, seniman Tiongkok lainnya seperti Liem Boen Gan, Kwe Suiauw, Ok Hwa, dan Gan Tjioe Gwat muncul memberi ide-ide baru dalam motif Batik Kudus.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pada masa itu, semua wanita di Langgar Dalem dapat membatik Kudus demi memenuhi kebutuhan pakaian masyarakat sekitar dan Sunan Kudus. Setelah masa Sunan Kudus, sekitar tahun 1920-an hingga 1930-an Batik Kudus mengalami asimilasi dengan kebudayaan Tiongkok.