Mengapa Bau Badan Remaja Lebih Menyengat? Ternyata, Ini Penyebab Utamanya
- istockphoto.com
Jakarta, VIVA – Bau badan menjadi masalah umum yang sering dialami oleh remaja, terutama ketika memasuki masa pubertas. Banyak orang mengira bahwa bau badan disebabkan oleh keringat semata, padahal ada faktor lain yang turut berperan.
Bau badan terjadi akibat interaksi antara keringat dan bakteri yang berkembang di permukaan kulit. Pada usia remaja, perubahan hormon menyebabkan kelenjar keringat apokrin menjadi lebih aktif, yang berkontribusi terhadap produksi keringat yang lebih banyak dan berbau.
Penyebab Utama Bau Badan pada Remaja
1. Perubahan Hormonal
Saat memasuki masa pubertas, tubuh mengalami lonjakan hormon androgen yang meningkatkan produksi keringat. Hormon ini merangsang aktivitas kelenjar keringat apokrin yang berada di area tertentu, seperti ketiak dan selangkangan.
Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar ini lebih kental dan mengandung protein serta lipid, yang menjadi makanan bagi bakteri. Ketika bakteri ini memecah zat-zat tersebut, muncul bau yang tidak sedap.
Selain itu, perubahan hormonal juga menyebabkan peningkatan produksi minyak di kulit. Minyak berlebih ini dapat memicu pertumbuhan bakteri yang lebih cepat, terutama di area yang lembap.
Hal ini semakin memperparah bau badan jika tidak dibarengi dengan kebersihan yang baik. Oleh karena itu, remaja yang aktif secara fisik dan sering berkeringat cenderung memiliki bau badan yang lebih menyengat jika tidak menjaga kebersihan dengan baik.
Faktor genetik juga turut memengaruhi tingkat produksi keringat dan intensitas bau badan seseorang.
2. Pola Makan
Konsumsi makanan dengan aroma kuat, seperti bawang putih, bawang bombay, makanan pedas, dan makanan berlemak tinggi, dapat membuat bau badan semakin tajam.
Nasi Telur Siram Bawang
- Instagram @firhanmci6
Senyawa sulfur dan zat volatil dalam makanan tersebut dikeluarkan melalui keringat, sehingga meningkatkan intensitas bau yang dihasilkan.
3. Kurangnya Kebersihan Diri
Remaja yang kurang menjaga kebersihan tubuh, jarang mandi, atau tidak mengganti pakaian secara rutin lebih rentan mengalami bau badan. Bakteri yang berkembang di area lipatan tubuh, seperti ketiak dan selangkangan, mempercepat proses pembentukan bau tidak sedap.
Menggunakan sabun antibakteri, mencukur bulu ketiak, serta mengganti pakaian secara teratur dapat membantu mengurangi bau badan.
4. Stres dan Kecemasan
Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan mengeluarkan lebih banyak keringat melalui kelenjar apokrin. Keringat akibat stres memiliki komposisi yang lebih kompleks dan lebih mudah diurai oleh bakteri, sehingga menghasilkan bau yang lebih tajam.
Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk mengelola stres dengan baik melalui olahraga, meditasi, atau aktivitas yang menyenangkan.