Dr Kilala Tilaar Ungkap Tren Kecantikan yang Akan Menguasai Tahun 2025

Dr Kilala Tilaar
Sumber :
  • ist

Jakarta, VIVA – Menjelang akhir tahun, berbagai ahli dan pakar kecantikan mulai meramalkan tren yang akan berkembang pada tahun mendatang, termasuk untuk tahun 2025. Salah satu kesempatan untuk mengungkapkan prediksi tersebut terjadi pada acara Sneak Peek on Cosmetics Trend 2025 yang diadakan baru-baru ini. Dalam acara tersebut, Dr. Kilala Tilaar, seorang pakar kecantikan, berbagi wawasan dan pengalaman terkait perkembangan industri kecantikan, serta perannya sebagai juri dalam berbagai event kecantikan internasional seperti In-Cosmetics, Cosmoprof, dan sebagai anggota organisasi Intercolor.

Sri Mulyani Ungkap PPN Naik Jadi 12 Persen Sesuai UU Mulai 1 Januari 2025

Dr. Kilala Tilaar tidak hanya berperan sebagai juri dalam event-event besar tersebut, tetapi juga terlibat langsung dalam Innovation Award untuk dua pameran kosmetik terbesar di dunia, yakni In-Cosmetics Global dan Cosmoprof Worldwide. Scroll lebih lanjut.

Baru-baru ini, Dr. Kilala menyelesaikan tugasnya sebagai Juri Resmi di Innovation Spotlight dan 9 Faces of APAC Beauty Industry Award pada acara In-Cosmetics Asia yang berlangsung di Bangkok, Thailand, pada 5-7 November 2024. Hal ini menjadikannya sebagai juri yang telah dipercaya selama enam kali di ajang internasional ini, yang diadakan di berbagai kota besar seperti Paris, Barcelona, Seoul, dan Bangkok. Di samping itu, Dr. Kilala juga kembali terpilih sebagai juri Internasional di Cosmopack Award dan Cosmoprof Award yang diadakan pada 13-15 November 2024 di Hong Kong, untuk yang ketujuh kalinya.

6 Kota Pelajar Terbaik di Dunia untuk Lanjutan Studi versi QS Ranking 2025

Berdasarkan pengalaman dan keterlibatannya dalam berbagai event kecantikan internasional, Dr. Kilala Tilaar memprediksi beberapa faktor akan mempengaruhi tren besar dalam dunia kecantikan pada tahun 2025. Di antaranya adalah perkembangan teknologi kecantikan yang semakin maju, meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, serta adanya generasi yang semakin kritis terhadap produk yang mereka pilih. Tren yang diharapkan muncul termasuk produk berbasis vegan, natural, cruelty-free, clean beauty, dan ramah lingkungan dengan konsep keberlanjutan atau sustainability, serta penggunaan teknologi canggih seperti AI (Artificial Intelligence) dan diagnose technology.

8 Ide Outfit Berwarna Berani yang Bikin Kamu Percaya Diri Sepanjang Hari

Produk-produk vegan yang mengandalkan bahan-bahan alami dari tumbuhan diperkirakan akan semakin diminati. Konsumen kini lebih memperhatikan kandungan bahan yang ada dalam produk, dan mereka cenderung memilih produk yang menawarkan nilai keberlanjutan, dengan bahan-bahan yang aman dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Tren ini juga didukung oleh laporan Business Research Company (2024), yang mencatat pasar kosmetik vegan global mencapai nilai USD 18,61 miliar pada tahun 2024, dengan proyeksi akan meningkat menjadi USD 25,61 miliar pada tahun 2028.

Selain bahan alami, teknologi dalam industri kecantikan juga mengalami kemajuan yang signifikan. Pada tahun 2025, banyak produk kecantikan yang akan diluncurkan dengan memanfaatkan teknologi delivery system yang mampu mengantarkan bahan aktif ke dalam lapisan kulit dengan tepat dan berkala. Teknologi ini dikenal dengan nama encapsulated active technology.

Dr Kilala Tilaar

Photo :
  • ist

Di sisi lain, generasi muda, seperti Gen Z dan Gen Alpha, juga menunjukkan perhatian besar terhadap isu lingkungan. Mereka lebih memilih produk hybrid beauty dan clean beauty yang ramah lingkungan. Dr. Kilala Tilaar menambahkan bahwa generasi ini cenderung lebih memilih produk yang berlabel 'natural' dan 'vegan', jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Sebuah survei yang dilakukan oleh Helen + Gertrude pada 2023 menunjukkan bahwa sekitar 27% responden dari kalangan Gen Z secara rutin membeli produk kecantikan yang mengusung konsep keberlanjutan dan ramah lingkungan, serta lebih memilih produk dengan bahan alami.

Tren keberlanjutan ini tidak hanya mencakup bahan baku dan formula produk, tetapi juga pada desain kemasan dan material kemasan yang mendukung konsep ramah lingkungan. Gerakan reuse, recycle, reduce semakin menjadi tren dalam penciptaan kemasan kosmetik dan personal care. Konsumen kini lebih peduli terhadap kemasan yang dapat didaur ulang dan memiliki dampak lingkungan yang minimal, namun tetap menarik secara estetika dan fungsional. Gen Z, Gen Alpha, dan Milenial menyukai kemasan yang unik dengan sentuhan inovasi serta kemudahan penggunaan. Diperkirakan pada tahun 2025, tren ini akan semakin populer.

Ilustrasi Makeup Artist

Photo :
  • IstockPhoto

Selain itu, teknologi kecantikan atau beauty tech diprediksi akan semakin memainkan peran penting pada tahun 2025. Menurut penelitian McKinsey, sekitar 71% konsumen saat ini menginginkan pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi. Lebih lanjut, penelitian tersebut menunjukkan bahwa personalisasi dapat berpengaruh langsung terhadap siklus hidup pelanggan, di mana hampir 80% konsumen lebih cenderung melakukan pembelian ulang dari sebuah merek dan merekomendasikan produk tersebut kepada teman atau keluarga apabila mereka merasa mendapatkan pengalaman yang dipersonalisasi. Hal ini terlihat dari maraknya peluncuran produk baru berupa perangkat profesional berbasis teknologi AI yang dapat mendiagnosis kondisi kulit dan memberikan rekomendasi formula yang tepat bagi masalah kulit yang dihadapi.

Teknologi dan sains yang inovatif akan semakin banyak diadopsi oleh brand kecantikan untuk menarik perhatian konsumen baru. Beberapa perusahaan kecantikan besar sudah mengintegrasikan teknologi AI dan alat terapi kulit berbasis LED untuk memberikan pengalaman yang dipersonalisasi kepada konsumen. Sebagai contoh, sebuah perusahaan pembuat pembalut sanitary menggunakan teknologi chip untuk merilis probiotik pada permukaan pembalut, yang berfungsi untuk menjaga kesehatan vagina dan memberikan efek hangat untuk meredakan kram menstruasi.

Pasar teknologi kecantikan diperkirakan akan terus berkembang pesat. Berdasarkan data dari Statista, pasar ini diprediksi akan mencapai nilai sekitar $8,93 miliar pada tahun 2026 dan terus tumbuh dalam lima tahun ke depan.

Terakhir, untuk tren warna pada tahun 2025, Dr. Kilala Tilaar menyatakan bahwa palet warna yang akan menjadi tren mencerminkan gabungan dari elemen teknologi, alam, dan pengalaman manusia. Tren warna ini akan menciptakan keseimbangan yang harmonis antara aspek yang cutting-edge, organik, dan berpusat pada manusia. Warna-warna yang diprediksi akan dominan antara lain biru, kuning, soft pink, merah bold, oranye, dan earthy green, yang semuanya mencerminkan inovasi yang menenangkan dan terhubung dengan alam.

Harga impor beras

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas menekankan, Indonesia pada 2025 tidak akan lagi melakukan impor beras.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024