Marak Overclaim Manfaat Produk Kecantikan, Perhatikan 3 Tips Ini Biar Gak Ketipu

Ilustrasi skincare.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

Jakarta, VIVA – Pada tahun 2024 ini, tren overclaim semakin marak, terutama untuk produk kecantikan. Salah satu yang mengungkap adalah David Lee Thompson atau yang akrab disapa DLT, pemilik salah satu klinik kecantikan terbesar di Indonesia. 

DLT menjelaskan bahwa tren overclaim ini seringkali ditambahkan dengan teknik marketing yang tidak etis. Seperti apa contohnya? Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!

Beberapa di antaranya mulai dari memberikan benefit beli produk berhadiah barang-barang bernilai fantastis, menggunakan jasa fake order agar produknya terlihat laris, hingga penggunaan buzzer yang membuat konsumen kesulitan mengidentifikasi review asli dari konsumen, atau merupakan sebuah rekayasa.

“Saya tidak tahan melihat konsumen di Indonesia tertipu oleh produk-produk yang overclaim dan overprice. Banyak dari mereka yang tidak sadar mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk suatu produk, namun tidak mendapatkan manfaat yang sesuai dengan yang mereka bayar,” terang Presiden Direktur Athena Group itu, dalam keterangannya, dikutip Kamis 3 Oktober 2024.

DLT juga mengungkapkan ketakutannya pada situasi industri beauty saat ini. Sebab, ia kerap menemukan kasus overclaim sebagai strategi marketing yang tidak sehat. 

“Saya sangat khawatir, jika kasus overclaim ini dinormalisasi konsumen akan sulit percaya terhadap produk-produk beauty. Apabila ini berlangsung lama, bukan tidak mungkin jika konsumen ‘kapok’ dan tidak lagi menggunakan produk beauty, berujung kepada penurunan minat terhadap industri yang sedang berkembang ini,” lanjut DLT.

Agar tidak tertipu, DLT memberikan tips bagi para konsumen Indonesia agar dapat terhindar dari brand-brand kecantikan yang melakukan overclaim dan teknik marketing tidak sehat. Berikut di antaranya.

Pastikan Klaim Teruji Secara Klinis
Mudahnya penjualan produk beauty di kanal e-commerce dan social commerce, mendorong pertumbuhan brand-brand besar maupun kecil secara masif. Menurut risetnya, sebagian besar brand melakukan strategi marketing overclaim untuk menarik minat pasar. Lebih jauh lagi, seringkali brand-brand tersebut tidak melalui prosedur yang tepat, sehingga tidak teruji secara klinis.

Chikita Meidy Dilaporkan ke Polisi, Terkait Apa?

“Guna menghindari overclaim, pastikan kandungan-kandungan serta manfaat yang diklaim tersebut teruji secara klinis, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

5 Tips Pilih Skincare yang Aman, Cek Kemasan Hingga Izin Edar BPOM

Hindari Produk yang Memberikan Potongan Harga Terlampau Tinggi atau Gimmick Hadiah Premium Secara Rutin
Saat ini mudah ditemui berbagai produk kecantikan yang kerap mematok harga tinggi di pasar, namun secara rutin memberikan potongan harga di atas 40 persen atau ‘gimmick giveaway’ seperti emas atau produk-produk premium secara rutin.

“Hal ini menimbulkan indikasi bahwa tingginya harga produk bukan merupakan biaya produksi produk kecantikan tersebut,” imbuhnya.

Tren Kecantikan Korea yang Menginspirasi Gaya Hidup Perawatan Kulit di Indonesia

Teliti Review Influencer atau Rekomendasi Brand Ambassador
Teliti terhadap rekomendasi orang-orang tertentu, seperti influencer dan brand ambassador. Menurut DLT, saat ini banyak sekali oknum yang hanya mementingkan benefit komersial yang ditawarkan oleh brand, tanpa memerhatikan kualitas produk sesungguhnya. 

“Akibatnya saat ini kita dapat menemukan review-review ‘palsu’ dan berpotensi merugikan konsumen. Ada baiknya cek beberapa review dan tidak terpatok oleh satu influencer atau brand ambassador saja,” pungkas DLT.

Erlyanie

Dari Asisten Rumah Tangga Menjadi Miliarder, Kisah Inspiratif Erlyanie

Wanita yang sering dipanggil Bunda Erly ini dikenal sebagai seorang pengusaha sukses yang tetap rendah hati meski bisnisnya telah menghasilkan omzet miliaran rupiah.

img_title
VIVA.co.id
30 September 2024