Epic, Aksi Designer Ria Miranda Tuangkan Keprihatinan Bahaya Sampah Plastik Laut

Scarf Ria Miranda
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar

Jakarta, VIVA – Masalah sampah plastik yang mengotori laut kini menjadi perhatian bagi banyak pihak di seluruh dunia. Bahkan di Indonesia saja, Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut mencatat ada sebanyak 398.000 ton sampah pada tahun 2022.

Dukungan Lenny Hartono untuk Miss Universe Indonesia 2024 Dipuji Warganet

Hal ini lantas membuat fashion designer Ria Miranda terketuk pintu hatinya untuk melahirkan sebuah karya busana yang merupakan daur ulang dari sampah plastik. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Ria Miranda mempersembahkan karya yang merepresentasikan laut di Indonesia. Lewat dua buah scarf berwarna biru dan merah muda, Ria Miranda mendekap keindahan lautan Indonesia dengan eksplorasi limbah botol plastik.

Menghidupkan Kembali Warisan dalam Setiap Langkah

Ia menggabungkan elemen alam dengan desain kontemporer nan modern dalam sebuah karya patchwork scarf. Perpaduan tersebut membuat dampak visual yang kuat, memancarkan kecantikan dan kehormatan seorang perempuan.

"Aku merespon lautan. Jadi lautan kalau dilihat sekarang ini kita sedih ya karena ada banyak plastik. Makanya beberapa designer merespon sampah plastik termasuk aku," kata Fashion Designer Ria Miranda, dalam acara Eksklusif Media Interview: Kolaborasi TACO dan IPMI pada Gaya (lagi) Fashion Installation 2024, di Senayan City Jakarta, Selasa 24 September 2024.

KAI Logistik Catat Kinerja Angkutan Limbah B3 Meningkat Signifikan

Scarf pertama yang dibuat oleh Ria Miranda adalah berwarna pastel merah muda. Warna ini merupakan ciri khas dari brand RiaMiranda yang ia miliki untuk menonjolkan sisi feminim seorang perempuan.

Scarf tersebut dibuat dari kumpulan kain percah atau sisa di pabrik miliknya yang dirangkai kembali untuk menjadi sebuah scarf yang utuh.

Ada sentuhan payet yang membuat scarf itu terlihat lebih berkilauan. Scarf merah muda ini juga melambangkan terumbu karang di lautan yang keindahannya harus dijaga.

Satu lagi, Ria Miranda memamerkan scarf berwarna biru yang merepresentasikan warna air laut. Pada bagian belakang, terlihat sejumlah hiasan bunga berwarna hijau yang ternyata dibuat dari sampah botol plastik.

Ria Miranda juga mengombinasikan scarf biru itu dengan hiasan bunga terbuat dari payet yang menjadi simbol seperti air mata karena sedih melihat kondisi laut yang tercemar.

"Di sini aku membawa tema scarf ini dari sampah plastik yang kita lihat, banyak botol plastik di lautan sana. Lau sedang bersedih ya dengan kita membuang sampah sembarangan. Warna pink artinya terumbu karang yang aku buat dari sisa kain dan plastik juga," jelas Ria Miranda.

Memajang hasil karyanya di Gaya (lagi) Fashion Installation di tahun 2024, Ria Miranda tidak bisa membuat kedua scarfnya terlihat lebih menonjol tanpa bantuan instalasi interior yang memadai.

Kedua scarf milik Ria Miranda itu berbeda dari kebanyakan pakaian yang dipakaikan kepada sebuah manekin. Menurutnya, peletakan hasil karya desain dalam sebuah pameran sangat penting karena dapat meningkatkan nilai dari hasil karya itu sendiri.

Misalnya saja, kolaborasi sang desainer bersama produk bahan bangunan TACO akhirnya dapat menghasilkan tampilan pameran yang lebih menarik dan meningkatkan kualitas karya itu sendiri.

"Kita sebagai desainer mau menuangkan ide terbaik dan perlu disupport dengan flooring yang baik, penempatan seperti apa, tingginya harus presisi. Itu yang kita nggak bisa, makanya kita perlu pihak ketiga untuk kerja sama supaya membuat karya jadi lebih sempurna," kata Ria Miranda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya