Live Streaming Bawa Berkah, Penjual Batik Sragen Kebanjiran Orderan

Batik Pandansari
Sumber :
  • VIVA/Helsa Alvina

Solo, VIVA – Sejak didirikan pada tahun 2017, Batik Pandansari telah menjelma menjadi salah satu contoh sukses dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) batik yang memanfaatkan digitalisasi untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan perekonomian lokal.

Brand lokal ini, yang berlokasi di Kabupaten Sragen, menawarkan berbagai produk batik seperti blouse, dress wanita, dan kemeja pria dengan variasi jenis batik, termasuk batik cetak, cap, dan tulis.

Batik Pandansari didirikan oleh Pandansari, seorang lulusan Desain Tekstil dari Universitas Sebelas Maret, Solo. Pandansari, yang berasal dari keluarga perajin batik, mulai mempelajari teknik membatik sejak masa sekolah dasar.

Batik Pandansari

Photo :
  • VIVA/Helsa Alvina

Pada awalnya, Pandansari berjualan batik untuk menambah uang saku, dan keterampilan serta kecintaannya terhadap batik mendorongnya untuk lebih serius menggarap bisnis ini.

Dengan modal awal sebesar Rp10 juta, Pandansari memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan sebelumnya dan fokus membangun brand batiknya sendiri.

Sejak awal berdirinya, Batik Pandansari hanya memproduksi batik tulis. Namun, untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan, mereka kemudian memperkenalkan jenis batik lain, seperti batik cap dan print.

Langkah Konkret Bea Cukai Dorong Produk Lokal Tembus Pasar Global

“Kami fokus pada pemberdayaan lingkungan sekitar dan memanfaatkan bahan baku dari UMKM batik di Jawa Tengah, termasuk Solo. Kami juga bekerja sama dengan perajin dan konveksi setempat untuk mengolah kain menjadi produk siap pakai,” ungkap Nikhlas Gustaf Mustofa, salah satu pemilik Batik Pandansari.

Batik Pandansari

Photo :
  • VIVA/Helsa Alvina
PNM dan MES Dukung UMKM Lewat Pelatihan Sertifikasi Halal untuk Nasabah PNM

Batik Pandansari tidak hanya berfokus pada produksi batik tetapi juga pada pelestarian dan pemberdayaan budaya batik. Pandansari mendirikan paguyuban batik tulis dengan tujuan melestarikan batik, khususnya di Jawa Tengah. Paguyuban ini kini terdiri dari sekitar 10 anggota dan aktif memberikan pelatihan membatik kepada mahasiswa serta berbagai instansi lainnya.

"Paguyuban ini bertujuan melestarikan batik khususnya di Jawa Tengah. Bersama paguyuban yang kini beranggotakan sekitar 10 orang, kami aktif memberikan pelatihan membatik kepada mahasiswa dan berbagai instansi lain. Sebagai anak muda yang sangat peduli akan kelestarian batik, saya lahir dari batik, dan hidup untuk membesarkan batik," kata Nikhlas.

Tembus Transaksi Hingga Rp25,4 Triliun, Program BINA Diskon 2024 Turut Dorong Pertumbuhan Ekonomi Domestik

Memasuki era digital, Batik Pandansari memanfaatkan platform e-commerce untuk memperluas pasar. Sejak bergabung dengan ShopTokopedia pada tahun 2021 dan Tokopedia pada tahun 2023, Batik Pandansari berhasil mengoptimalkan fitur dan kampanye di platform tersebut.

Mereka juga aktif menggunakan media sosial, seperti TikTok, untuk live shopping dan membuat konten video. Konten ini mencakup inspirasi padu padan batik, rekomendasi penggunaan batik dalam kegiatan sehari-hari, serta tips perawatan batik.

Hasil dari strategi digital ini sangat memuaskan. Omzet bulanan Batik Pandansari di ShopTokopedia mengalami peningkatan hingga 30 kali lipat, mencapai ratusan juta rupiah.

“Pemanfaatan teknologi dan digitalisasi telah membawa dampak positif yang signifikan bagi perekonomian lokal. Kami berhasil membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dan memberdayakan perajin serta penjahit,” ucap Nikhlas

"Merintis jualan sebelum ikut live streaming. Penjualan banyak banget setelah kita pindah mulai live setelah live, naik drastis. Sebelumnya puluhan juta, karena kampanye melokal omzet bulan terakhir Rp 300 juta," imbuh dia.

Dalam upayanya untuk menjangkau pasar yang lebih luas, Batik Pandansari juga mengikuti kampanye #MelokalDenganBatik dan memanfaatkan desain yang menggabungkan motif tradisional dengan elemen kontemporer.

“Desain kami menggabungkan motif lawas seperti parang dengan motif modern, seperti motif gedek atau rumah bambu. Kami juga beradaptasi dengan tren pasar, seperti membuat produk dengan motif yang relevan dengan perayaan kemerdekaan,” jelas Nikhlas.

Pengenalan produk batik yang bisa dipadukan dengan aksesori juga sering ditampilkan di media sosial. Batik Pandansari sering memposting konten tentang bagaimana batik dapat dikenakan dengan bawahan jeans atau kain lilit, yang menunjukkan fleksibilitas batik dalam kehidupan sehari-hari.

"Melalui konten video, kami sering memperkenalkan penampilan formal dengan kombinasi. Kadang memperkenalkan bawahan jeans, sekarang lagi trend bawahan kain lilit dan atas batik. Ternyata masih masuk juga bisa untuk keseharian tidak hanya formal saja," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya