Kebaya vs Hanbok: Perpaduan Gaya yang Merusak Budaya atau Inovasi Menarik?

Berkebaya
Sumber :
  • VIVA/ Rizkya Fajarani Bahar

JAKARTA – Kebaya merupakan pakaian perempuan Indonesia yang sudah dilestarikan secara turun temurun. Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada tanggal 24 Juli adalah momen di mana seluruh perempuan Indonesia diingatkan kembali untuk senantiasa mengenakan kebaya dalam rangka mempertahankan warisan budaya yang ada.

Namun belakangan ini seiring dengan perkembangan modern termasuk gaya berbusana, muncul juga model kebaya terbaru yang dimodernisasi. Salah satunya yang sempat menjadi perdebatan adalah kebaya yang dikolaborasikan dengan model hanbok, pakaian tradisional dari Korea Selatan.

Hal ini dikhawatirkan dapat merusak nilai budaya negeri di mana kebaya sendiri sudah punya beragam model yang bisa jadi pilihan. Namun ternyata, menurut Perancang Busana, Hagai Pakan, hal itu bukan masalah besar selama model kebaya itu sendiri dapat menjadi sarana mempromosikan budaya Indonesia.

"Sebenarnya, selama dia tujuannya memang untuk memperkaya busana, untuk memperpanjang usia produk itu sendiri, aku rasa mau dikolaborasikan dengan gaya apapun selama tidak menyalahi pakemnya, pasti kan dilakukannya dengan batasan tertentu, aku rasa itu hal yang baik sih," kata Hagai Pakan, saat ditemui di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa 23 Juli 2024.

Ini juga bukan pertama kalinya kebaya khas Indonesia dipadukan dengan pakaian tradisional dari luar negeri. Hagai Pakan teringat dengan karya dari desainer Ghea Panggabean yang memadukan kebaya dengan kimono, pakaian tradisional Jepang. Rupanya perpaduan dua budaya itu juga bisa menjadi tren baru di kalangan masyarakat sehingga perkenalan terhadap kebaya tidak punah.

"Selama kita melihat kebaya sebagai fashion item, mau dia tiba-tiba jadi kaos nggak apa-apa. Di Indonesia aku ingat banget zaman dulu Ghea Panggabean pernah ngeluarin kebaya digabung sama kimono, jadi kebaya tapi pakai obi," jelasnya.

Perancang Busana, Hagai Pakan

Photo :
  • VIVA/ Rizkya Fajarani Bahar
Berstandar Tinggi, Inovasi dan Layanan Cinema XXI Dapat Pengakuan Dunia

Menurut Hagai Pakan, penggunaan kebaya sendiri sebenarnya sangat fleksibel. Jika zaman dahulu kebaya identik dengan sosok perempuan pribumi yang anggun karena harus dipadukan dengan kain dan sandal selop, kini menggunakan kebaya juga bisa membuat seseorang tampil stylish.

Sebagai pilihan, apabila tidak nyaman mengenakan kain sebagai bawahan maka kebaya juga bisa dikenakan bersama celana jeans atau celana kain lainnya. Sedangkan untuk sepatu, bisa juga menggunakan sneakers agar penampilan terlihat lebih kasual.

Yoon Suk Yeol Ditangguhkan dari Tugas Kepresidenan Korsel setelah Dimakzulkan

"Kebaya bisa lebih leluasa ya karena bisa mix and match. Tapi ada momen misalnya kita lagi satu suroan di Solo tuh nggak boleh pakai kebaya velvet hitam, tapi bolehnya kebaya katun. Jadi ada aturan-aturan seperti itu. Misalkan ada yang kayak kebaya velvet itu kalau udah dengan bordir full itu emang buat acara tradisional atau upacara," ungkap Hagai Pakan.

"Kalau yang lebih banyak aturan itu sebenarnya kalau memakai kain. Misalkan motif tertentu bisa dipakai untuk strata sosial atau acara tertentu. Misalkan di Sumba atau di Jawa kain ini hanya bisa dipakai cowok atau hanya cewek. Itu sih yang perlu diperhatikan kalau mau mix and match kebaya dan kain tradisional," tambahnya.

Jenderal Petinggi Militer Korsel Ditahan, Dituduh Terlibat dalam Penerapan Darurat Militer
Warga Korsel berjalan di Seoul, Korea Selatan.

Survei Terbaru, Setengah dari Orang Dewasa di Korsel 'Ogah' Punya Anak

Hampir setengah dari orang dewasa di Korea Selatan, yang berusia subur percaya bahwa menjalani hidup tanpa anak adalah hal yang wajar.

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024