Teknologi Artificial Intelligence Kini Disisipkan untuk Mengencangkan Wajah
- Freepik/cookie_studio
VIVA Lifestyle – Masyarakat Indonesia rasanya tidak perlu lagi khawatir dengan masalah penuaan di wajah. Selain dengan rutin memakai skincare dikombinasikan dengan gaya hidup sehat, teknologi kini bisa membantu mengencangkan kulit wajah. Bagaimana caranya?
Dokter spesialis kulit, kelamin dan estetika, Dr. Arini Widodo, SpDVE, memperkenalkan alat estetika medis bernama Exion. Ini merupakan sebuah alat pengencangan wajah yang menyisipkan Artificial Intelligence pada teknologinya. Seperti apa cara kerjanya? Yuk, scroll untuk tahu lebih lanjut.
Dokter Arini menjelaskan, perawatan wajah menggunakan gelombang radio-frekuensi sudah lama digunakan untuk mencegah ataupun memudarkan tanda-tanda penuaan seperti kerutan, kulit kendur atau kulit kisut. Gelombang radio-frekuensi dapat menghasilkan panas dan menembus ke lapisan dalam kulit (dermis).
“Benar, pada prinsipnya gelombang radio-frekuensi dapat memanaskan lapisan dalam kulit kita hingga menyentuh suhu 42°C. Lalu kondisi panas tersebut dapat merangsang pembentukan kolagen baru,” papar dr Arini, dalam keterangannya, dikutip Sabtu 1 Juni 2024.
Dr. Arini lebih lanjut menjelaskan, kolagen merupakan sejenis protein yang berfungsi membentuk kerangka kulit dan mengisi jaringan. Kolagen yang melimpah akan memberi tampilan kulit yang kencang, halus, kenyal dan sehat. Kolagen dapat diproduksi secara alami di kulit kita, namun jumlah dan produksinya akan menurun seiring bertambahnya usia.
“Maka tak jarang kerutan halus, keriput dan kendur mulai dikeluhkan saat usia beranjak 40 tahun ke atas,” tuturnya.
Arini menuturkan, perawatan pengencangan wajah telah menjadi tren yang sangat populer saat ini, terbukti dengan banyaknya klinik kecantikan yang menawarkan perawatan tersebut.
“Hampir semua perawatan pengencangan wajah memiliki tujuan yang sama, yaitu merangsang pembentukan kolagen baru. Perawatan Exion bisa menjadi pilihan untuk mengencangkan wajah karena perawatan ini sudah diteliti secara ilmiah dapat merangsang pembentukan kolagen baru,” ungkapnya.
Kemudian kata dr Arini, fakta menarik dari research center BTL, empat kali perawatan Exion dapat meningkatkan 47 persen produksi kolagen dan 50 persen produksi elastin pada lapisan dalam kulit.
“Hasil perawatan Exion sebaiknya dikerjakan sebanyak 4x sesi dengan jarak pengulangan 1 minggu. Hal ini bertujuan agar hasil perawatan benar-benar optimal dan long lasting,” ucapnya.
Namun, menurut dr. Arini, pasien tetap dapat merasakan perubahan pada wajah mereka pada perawatan pertama.
Country Manager BTL Aesthetics Indonesia, Jan Valacai, menambahkan, inovasi ini akan memberikan hasil perawatan wajah yang lebih terprediksi, aman, tanpa nyeri dan tanpa downtime.
“Exion merupakan alat yang canggih sekaligus pintar, teknologi radio-frekuensinya sudah dilengkapi dengan Artificial Intelligence, di mana alat ini mampu memberikan dosis energi yang akurat sesuai kondisi kulit setiap pasien,” tutur Jan Valacai.
Kemudian, Jan Valacai menjelaskan bahwa cara kerja Artificial Intelligence adalah mendeteksi konduktivitas lapisan dalam kulit (dermis) kemudian Artificial Intelligence akan menakar seberapa besar energi radio-frekuensi yang dibutuhkan lapisan kulit tersebut.
“Jadi pengguna alat ini atau dokter tidak perlu pusing lagi mengatur dosis energi. Artificial Intelligence dapat menentukan dosis energi yang tepat untuk setiap kondisi kulit pasien. Perawatan menjadi sangat praktis dan sangat aman,” tutup Jan Valacai.