Jadi Miss Prancis Pertama yang Berambut Pendek, Kemenangan Eve Gilles Tuai Pro dan Kontra
- Istimewa
PRANCIS – Eve Gilles menjadi pemenang Miss Prancis pertama yang memiliki rambut pendek. Setelah perjalanan ajang kecantikan itu selama 100 tahun belakangan, Eve Gilles menjadi yang pertama sebagai kontestan berambut pendek. Ia lantas menuai pro dan kontra tentang standar kecantikan wanita hingga membuat politisi Prancis angkat bicara.
Merayakan kemenangannya, wanita yang mewakili Nord-Pas de Calais, sebuah wilayah di utara Prancis itu menyampaikan dalam pidatonya tentang dasar keberagaman termasuk perihal kecantikan. Dengan rambut pendek, tidak lantas membuat Eve Gilles minder bersaing dengan para wanita yang lain.
"Tidak seorang pun boleh mendikte siapa Anda. Kita terbiasa melihat Miss cantik dengan rambut panjang, tapi saya memilih tampilan androgini dengan rambut pendek," kata Eve Gilles, melansir News Sky, Selasa 19 Desember 2023.
Namun, kemenangannya itu dikritik oleh beberapa orang di media sosial, salah satu pengguna X bahkan mengatakan bahwa Miss Prancis bukan lagi kontes kecantikan tetapi kontes yang dibangun berdasarkan inklusivitas. Yang lain menulis 'Bukan lagi kecantikan yang kita nilai, melainkan ideologi Woke dari wanita ultra-feminis ini'.
Menanggapi berbagai kontroversi atas kemenangan Eve Gilles, anggota parlemen dari salah satu partai di Prancis membelanya dengan mengatakan bahwa ia terkejut banyak orang memandang negatif soal standar kecantikan hingga menuduh para juri hanya mengedepankan masalah feminis.
"Saya terkejut dengan komentar di #MissFrance2024. Saya tidak membayangkan kami ada di sana. Rambut kami, dan apa yang kami lakukan dengannya, cara kami menatanya, bukanlah urusan laki-laki," kata Sandrine Rousseau.
Kemudian, Fabien Roussel, Sekretaris Nasional Partai Komunis Prancis, juga memberikan dukungannya kepada Eve Gilles yang sejauh ini melambangkan sebuah keberagaman kecantikan.
"Dukungan untuk Eve Gilles, terpilih sebagai Miss Prancis, yang telah menderita kekerasan dari masyarakat yang tidak menerima bahwa perempuan mendefinisikan diri mereka sendiri dalam segala keberagaman mereka," ujar Fabien Roussel.
Eve Gilles dinobatkan sebagai pemenang di depan 5.000 penggemar kontes, dengan separuh skor ditentukan oleh penonton dan separuh lainnya oleh juri yang terdiri dari tujuh wanita.