Kilas Balik Denim Favorit Koboi Amerika di Masa Lalu

Jaket klasik gaya 1958
Sumber :
  • Wrangler

JAKARTA - Tampil gaya dengan busana berbahan denim bisa dibilang ga ada matinya. Meski sudah berganti zaman, tampil dengan denim sangat cocok untuk segala zaman. Wrangler yang dulunya bernama Blue Bell Overall Company didirikan pada 1897, di Greensboro, North Carolina oleh Charlie Hudson, perusahaan yang secara eksklusif memproduksi pakain bebahan dasar denim resmi berganti nama menjadi Wrangler pada 1947 dengan satu tujuan; yakni ingin membuat jeans terbaik di dunia. Sejak saat itu hingga kini, Wrangler terus bercita-cita dan senantiasa memberdayakan setiap orang agar terus percaya diri dan berkembang dalam berbagai batasan atau hal-hal baru. 

Koleksi-koleksi klasik dari Wrangler selalu dinanti. Sehubungan dengan itu, pada FW23, tim  Wrangler Jepang meluncurkan koleksi The Archive. Koleksi ini mereplikasi karya-karya vintage Wrangler, mulai dari gaya keseluruhan, detail jahitan, hingga aksesoris yang trend di masa tersebut. Tidak hanya memadukan gaya klasik nan unik, koleksi The Archive dibuat secara ekslusif dengan material premium Jepang.

Jaket model 1951

Photo :
  • Wrangler

Head Of Product Wrangler Indonesia Norman Lukan menerangkan bahwa koleksi The Archive merupakan produk replika yang dihadirkan untuk menghidupkan kembali nilai workmanship dan historical dari culture denim di era tahun 1950-an hingga 1960-an.

Kemudian, Norman juga menambahkan bahwa ada sejarah penting yang perlu dikenang. “Wrangler yang sebelumnya dikenal dengan nama Blue Bell Overall Company awalnya hanya fokus membuat denim untuk workwear. Kemudian, Wrangler membuat sejarah penting dengan menghadirkan outfit denim khusus penunggang rodeo. Sejarah itu terus berlangsung, hingga saat ini, Wrangler selalu identik dengan kompetisi dan event rodeo,” paparnya. 

Di Indonesia, lisensi Wrangler atau yang lebih dikenal Wrangler Indonesia dibawa oleh PT DELAMIBRANDS Kharisma Busana. Terkait koleksi eksklusif ini, Susanna, Brand Leader Wrangler Indonesia, menginformasikan bahwa koleksi The Archive di Indonesia ini hanya diproduksi secara terbatas dan cukup eksklusif, hanya dijual di Standard Denim Store, Plaza Senayan.

Terkait koleksi The Archive lebih lanjut, di Indonesia hadir tiga koleksi ekslusif dengan rincian dua model celana dan satu jaket. Berikut informasi dan detail ketiga koleksinya. 

Denim klasik 1964

Photo :
  • Wrangler

10MW 1964 Model 

Jika membahas soal bahan yang digunakan Wrangler pada produknya, selalu ada dua pilihan utama yang menjadi perdebatan, yakni left-hand twill di model 11MW atau 11MWZ dan broken twill yang telah menjadi standar sejak 1970-an. Namun, selalu ada pengecaulian untuk model 10MW yang menggunakan right-hand twill denim. 

Sesuai namanya, seri 10MW 1964 Model ini dulunya hanya diproduksi selama satu tahun, yakni di tahun 1964. Sudah 59 tahun berselang, koleksi 10MW sangat sulit ditemukan. Kemudian, hingga saat ini, alasan penggunaan right-hand twill denim secara tiba-tiba pada koleksi 10MW ini masih simpang siur. Namun, yang pasti, tekstur denim yang kasar dan bahan yang tebal, kemudian warna pudar yang kontras, selvedge on roll-ups, dan pola yang unik menjadi ciri khas tersendiri yang jauh berbeda dari koleksi Wrangler lainnya. 

111MJ 1951 Model

Jaket model 1951

Photo :
  • Wrangler


Koleksi ini merupakan desain dari Benjamin Lichtenstein, seorang designer khusus rodeo cowboys, yang merasa frustrasi dengan jaket denim tradisional yang desainnya tidak pernah berubah selama beberapa dekade. Dari kefrustrasian itu, lahirlah desain 111MJ 1951 Model atau yang dulunya dikenal dengan nama Rodeo Ben. Desain utama dari 111MJ 1951 terletak pada saku depannya, kemudian detail jahitan lambang “W” yang eksklusif di kedua sisi, dan kehadiran action pleats di bagian belakang. 

Bukan Hanya Tren, Ini 7 Alasan Penting Hentikan Over Consumption Baju Sekarang Juga

Denim klasik

Photo :
  • Wrangler

11MW 1951 Model
Koleksi 11MW 1951 selalu jadi incaran penyuka denim. Pasalnya, model 11MW menjadi tonggak sejarah dengan kehadiran lambang “W” di bagian saku belakannya. Koleksi ini dulunya dirancang juga oleh Benjamin Lichtenstein atau dikenal dengan sebutan Rodeo Ban Lichtenstein. Ciri yang khas dari 11MW 1951 Model, antara lain model high rise, posisi saku belakangnya, bagian rivet, posisi bagian loop depan, dan label di bagian saku belakang. 

Pesona Tak Tertahankan! Kimberly dan Paula Bersinar di Panggung Fashion Meski Hati Sedang Terluka
Busana Muslim

Ketika Modest Fashion Tak Lagi Terbatas pada Desain Konvensional

Tidak hanya sekadar tampil syar’i, kini modest fashion mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan perempuan

img_title
VIVA.co.id
7 November 2024