SPOTLIGHT Indonesia 2023 Digelar, Sustainable dan Etnik Bakal Berpadu Apik
- VIVA/Rizkya Fajarani.
JAKARTA – SPOTLIGHT Indonesia 2023 resmi dibuka pada Kamis 16 November 2023. Acara fashion tahunan yang diselenggarakan oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC) tersebut diadakan dengan tema Culture: Then and Now.
Kali ini, IFC ingin mempromosikan wastra Indonesia ke kancah dunia lewat SPOTLIGHT. Tak hanya itu, lewat gelaran ini, para pelaku industri fashion juga didorong untuk menerapkan sustainable fashion atau fashion yang berkelanjutan. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.
Mengingat perkembangan industri fesyen di Indonesia yang semakin berkembang pesat, Ali Charisma selaku Ketua IFC optimis masyarakat Indonesia juga bisa berkembang dalam penerapan sustainable fashion yang mendukung pengurangan limbah dunia.
"SPOTLIGHT ini mempunyai tujuan yang sangat besar, yaitu mendorong para pelaku industri fesyen Indonesia untuk bisa mengusung wastra Indonesia ke kancah internasional," ujar Ali Charisma, dalam acara pembukaan SPOTLIGHT, di Pos Bloc, Jakarta, Kamis 16 November 2023.
Dalam gelaran kali ini, SPOTLIGHT akan menghadirkan lebih dari 100 karya dari para desainer dan jenama fashion Tanah Air. Tak hanya itu, turut berpartisipasi juga beberapa desainer dari luar negeri seperti Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand.
Tujuan para desainer luar negeri datang ke gelaran fashion ini bukan hanya untuk memamerkan karya mereka, tetapi juga untuk membuka pintu dan peluang kolaborasi dengan desainer Indonesia. Dengan pertumbuhan industri fashion yang pesat, banyak peminat datang dari luar negeri yang ingin membeli karya mereka maupun melakukan kolaborasi.
Berdasarkan tema yang diusung, Ali melihat ada banyak perbedaan industri fashion Indonesia saat ini dan terdahulu. Salah satunya adalah soal kesadaran sustainable fashion yang mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu, pakaian-pakaian yang dipamerkan di acara ini sudah melewati proses yang cukup ketat dengan kriteria seputar sustainable dan etnik khas Indonesia.
"Harus ada sustainable dan ethnical practice yang harus dikerjakan," kata Ali.
Konsep sustainable fashion ini harus diketahui oleh banyak orang mengingat tingginya jumlah limbah dari industri fashion di negeri ini. Bahkan, saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara penyumbang limbah terbesar di dunia setelah industri minyak.
Lewat acara SPOTLIGHT ini, Ali Charisma berharap tidak hanya para desainer tetapi juga semua pecinta dan pengguna fashion agar konsisten menerapkan prinsip sustainable fashion tersebut. Dengan begitu, Indonesia memiliki potensi untuk berkembang lebih baik ke depannya hingga bersaing di kancah internasional.