Dari Futuristik ke Genderless, Transformasi Inovatif Brand Lokal Ini
- ISSHU
JAKARTA – Salah satu Brand fashion lokal Jakarta, melakukan inovasi signifikan dengan meluncurkan koleksi ready to wear yang berkonsep genderless dan sentuhan akuatik. Sebelumnya, mereka dikenal sebagai pionir dalam aksesoris bergaya futuristik.
Koleksi terbaru ini adalah hasil kolaborasi antara ISSHU dan konten kreator, Alessandro Georgie. Koleksi mencakup reversible cropped jacket, midi skirt, dan tako tanktop, yang semuanya mengusung tema 'Genderless Aquatic Touch'. Scroll lebih lanjut.
Dalam koleksi ini, brand lokal tersebut menyajikan jaket dan rok dalam dua pilihan warna netral, dark grey dan silver, yang dapat dibalik sesuai selera, menawarkan tampilan yang berbeda dan fleksibilitas bagi penggunanya.
"Kamu bisa tampil standout dalam nuansa casual pada acara formal, atau lebih santai saat hangout bersama teman," kata Rheza Paleva, Founder ISSHU, dalam keterangannya.
Selain itu, brand ini juga meluncurkan tanktop dengan pilihan warna hitam dan putih. Menariknya, mereka tidak melupakan bisnis aksesoris core-nya, menambahkan aksesoris multi-fungsi seperti kalung yang bisa juga berfungsi sebagai belt atau ikat pinggang dan anting yang dapat diubah menjadi bros.
Salah satu elemen yang menarik dalam koleksi ini adalah adanya simbol gurita yang disematkan pada beberapa item, termasuk tanktop dan aksesoris.
"Gurita memiliki 8 tentakel, terdiri dari 4 tangan dan 4 kaki, yang menunjukkan fleksibilitas dan saling melengkapi, sesuai dengan tema genderless yang kami usung," jelas Rheza Paleva.
Keseluruhan koleksi ini telah dikembangkan berdasarkan riset yang mendalam.
"Semuanya telah kami lakukan riset. Gurita ini menjadi simbol dari fleksibilitas dan dinamika, yang sesuai dengan konsep genderless," tambah Paleva.
Menurut Co-Founder ISSHU, Indiana Argani, alasan di balik tema genderless ini adalah meningkatnya minat dari generasi muda yang menuntut fleksibilitas dan fungsionalitas dalam berbusana.
"Generasi Z dan Alpha lebih mementingkan fungsionalitas daripada sekadar tampilan," ujarnya.
ISSHU, yang berdiri sejak tahun 2020, berusaha untuk selalu mendengarkan kebutuhan konsumennya. Rheza Paleva menyatakan,
"Daya beli antara pria dan wanita itu cukup berbeda. Jadi, kami memilih untuk tidak membatasi koleksi kami berdasarkan gender."
Rheza juga menyatakan bahwa ISSHU berencana untuk terus berekspansi.
"Kami ingin dikenal sebagai lifestyle brand, tidak hanya fokus pada perhiasan atau aksesoris," pungkasnya.