Ditampilkan di New York, Tenun Sutra Garut Karya Mahasiswa Indonesia Ini Laris Dipesan Warga Asing
- VIVA/ Isra Berlian
JAKARTA – Mahasiswa asal Indonesia dari ISWI Fashion Academy ikut berpartisipasi dalam ajang internasional IndoPop Movement. Ajang ini diselenggarakan pada 14 September 2023 di New York.
Melalui kegiatan ini pihaknya berharap dapat mempromosikan budaya Indonesia di Amerika Serikat. Maka dari itu ISWI Fashion Academy menggandeng Vierra, pengrajin tenun sutra Garut, yang diharapkan budaya Indonesia dapat terangkat dengan baik dan lebih dikenal.
Tenun sutra Garut ini dipilih memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kain sutra biasa, terutama dalam hal motif dan pengaturan warna yang menghasilkan efek tiga dimensi.
"Pada tahun ini, kami akan mempersembahkan koleksi yang terinspirasi dari seni tenun Garut, dengan tema yang kami namakan 'Femme Fatale'," kata Direktur ISWI Fashion Academy, Dra. Nani Sunarni, M.Pd, dalam press conference, di Taman Kajoe Jakarta Selatan, Kamis 21 September 2023.
Nani menjelaskan, koleksi 'Femme Fatale', menggambarkan kecantikan memikat namun juga misterius. Desain yang feminine akan dihasilkan melalui penggunaan tenun Garut yang elegan, yang kemudian akan dipadukan dengan elemen gaya rock, menciptakan citra wanita yang menawan namun juga mengandung aura misterius. Koleksi ini menyatukan beragam motif dan jenis kain, termasuk tenun, tile, dan seruti.
Koleksi yang dipresentasikan dalam rangkaian sepuluh tampilan koleksi ini merupakan koleksi siap pakai dengan siluet yang khas, dihiasi oleh sentuhan aksen berlapis yang semakin memperkaya kesan unik dan bermain-main dengan disain.
Menariknya dalam acara tersebut tenun sutra Garut yang dirancang oleh mahasiswa ISWI Academy itu berhasil mencuri perhatian mereka yang menyaksikan.
“Ternyata sampai di sana banyak ditawar. Tapi kami bilang kami harus konsultasikan ke dosen kami,” kata salah satu mahasiswi yang ikut dalam acara tersebut.
Dalam kegiatan yang dipersiapkan selama dua bulan ini ternyata masih begitu membekas di hati mahasiswa ISWI.
“Deg-degan masih terasa sampai sekarang. Senang bisa membanggakan orang tua dan orang sekitar . Status mahasiswa bisa Go internasional itu wow,” kata lainnya.
Sementara yang lainnya juga kembali mengenang bagaimana perjuangan mereka dalam merancang dan membuat pakaian-pakain tersebut sehingga bisa ditunjukkan di New York.
”Lebih ke pola karena aku ini baru naik semester lima. Dalam membuat pola ini sampai buat otakku mau pecah. Untuk pecah pola ini aku konsultasi ke beberapa dosen. Dan bisa. Salah satu yang bisa aku banggakan akhirnya bisa buat pola itu kemben kebaya, aku suka banget,” kata Joey.