Pansos dengan Selalu Beli Barang Branded Baru? Pakar: Preloved Bukan Barang Murah
- HERMES, CHRISTIES
JAKARTA – Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Ya, begitulah jika kita mengintip kehidupan di media sosial, yang kerap memamerkan kekayaan dan hal-hal menyenangkan saja.
Intip saja beberapa akun influencer, selebgram hingga artis yang kerap memamerkan barang-barang mewah dan branded. Bahkan saking gengsinya atau ingin pansos alias panjat sosial, tak sedikit yang merasa gengsi jika harus memakai barang preloved atau bekas. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.
Tapi rupanya, lebih dari itu, barang preloved branded ternyata punya nilai jual fantastis dan enggak kalah dengan yang baru lho. Benarkah demikian? Yuk, kulik lebih lanjut.
Founder Irresistible Bazaar, Marisa Tumbuan, menegaskan bahwa barang bekas terutama yang bermerek value-nya tidak akan turun meski bukan barang baru lagi.
“Preloved bukan barang murah,” tegasnya ditemui di Irresistible Bazaar yang diselenggarakan di Lippo Mal Kemang, yang berlangsung hingga Minggu 27 Agustus 2023 mendatang.
“(Beli tas) Chanel 2022, dijual, baru 3 bulan pake itu preloved dan harganya masih bagus. Karena mau panjat sosial gak mau kalo gak beli baru, itu salah banget,” tambahnya.
Justru, menurut Marisa, membeli produk preloved sebenarnya lebih ke smart shopping. Kenapa?
“Ada model, sama dengan di toko baru, kondisi sama bagus, harga bedanya mencapai lebih dari Rp5 juta, mending pilih preloved,” tuturnya.
Lalu, apa keuntungan jika menjual barang preloved?
“Kolektor item Chanel vintage lagi banyak digemari, itu tergantung perputaran tren fashion. Tipe-tipe Chanel klasik, dia awet ya harganya bisa naik terus. Hermes yang klasik, Birkin, Kelly,” tutup Marisa Tumbuan.