Zero Waste Hingga Tanam Pohon, Cara Industri Fesyen Wujudkan Kepedulian Lingkungan

Ilustrasi fashion/tas/sepatu.
Sumber :
  • Freepik/marymarkevich

VIVA Lifestyle – Industri fesyen di Indonesia terus mengalami perkembangan pesat, dengan bermunculannya produk-produk berkualitas. Namun sayangnya, limbah yang dihasilkan dari industri fashion juga tergolong mengkhawatirkan. 

Ivan Gunawan Ajak Desainer Indonesia Berbagi Panggung di GARIS POETIH

Diketahui, limbah fesyen merupakan penyumbang polusi terbesar kedua di dunia. Sebanyak 92 juta ton sampah tekstil diproduksi setiap tahun. Belum lagi, jika limbah fesyen dibuang begitu saja ke laut, dapat mengakibatkan pencemaran air yang menyebabkan banyak ikan dan biota laut terkena mikroplastik. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Mikroplastik itu bukan tidak mungkin juga bisa termakan oleh manusia, karena kita turut mengonsumsi biota laut yang sudah terkontaminasi. Terlebih, di Indonesia sendiri, sebanyak 33 juta ton tekstil yang diproduksi, 1 juta ton di antaranya menjadi limbah tekstil. 

3 Artikel Limited Edition Usung Konsep Penuh Inspirasi, Cocok Buat Generasi Alpha Hingga Millenial

Untungnya, kesadaran terhadap lingkungan juga semakin meningkat di kalangan para pegiat fesyen, mulai dari menerapkan konsep zero waste, mengadopsi slow fashion, tidak terlalu konsumtif membeli baju dan yang lainnya. 

Cara Mencuci Baju Hitam Agar Tetap Hitam Mentereng Seperti Baru

Duo ibu dan anak, Meilina dan Audrey Vivian Paisley, Co-Founder Paisley With Love, juga telah memperkenalkan konsep baru yang mengedepankan tanggung jawab lingkungan. Keduanya berkomitmen untuk menanam pohon dari setiap penjualan produk mereka. 

"Sebagai fashion brand yang masih baru, kita merasa dampak kita masih terlalu kecil. Namun, kita tetap semangat agar setiap langkah kecil kita itu berarti," kata Audrey, Co-Founder yang juga Creative Director dari Paisley With Love, dalam keterangannya, dikutip Sabtu 19 Agustus 2023. 

Audrey, lulusan Double Degree Fashion Design & Business Management itu menjelaskan bahwa selain menerapkan teknik desain fashion draping untuk mengurangi limbah kain, mereka juga merancang pakaian yang menghargai bentuk tubuh wanita, dengan menonjolkan siluet femme fatale. 

"Langkah ini tidak hanya tentang tren fashion. Kami bermitra dengan organisasi nirlaba internasional untuk melaksanakan program menanam pohon di berbagai wilayah. Dengan setiap produk yang terjual, mereka memberikan kontribusi konkret terhadap upaya global pelestarian lingkungan," ungkapnya.

Dengan langkah ini, Audrey pun berharap dapat memberikan contoh nyata bagi brand lokal lainnya dalam hal tanggung jawab sosial dan lingkungan. Konsep baru ini sekaligus menjadi pembuktian bahwa industri fashion dapat menjadi agen perubahan yang positif. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya