Jokowi Pilih Pakaian Adat Tanimbar Maluku, Filosofinya Tak Boleh Dipakai Sembarang Orang

Pidato Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR RI 2023
Sumber :
  • Youtube Sekretariat Presiden

JAKARTA – Presiden Jokowi kembali menggunakan pakaian adat dalam Sidang Tahunan MPR RI serta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023. Setiap tahunnya, Jokowi diketahui menggunakan busana daerah untuk kegiatan tersebut, yang kali ini dipilih berasal dari Maluku.

Jokowi Endorse RK dan Luthfi, Pengamat: Gak Jamin Menang seperti Menyiram Air di Gurun Pasir

Jokowi tampak menggunakan pakaian adat dari daerah Tanimbar, Maluku. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Pakaian tersebut terdiri dari kemeja putih yang dibalut dengan kain tenun Tanimbar berwarna coklat gelap yang membalut bagian dada dan punggungnya. Lantas, apa filosofi pakaian adat tersebut?

Jokowi Turun Gunung Bantu Menangkan RK di Pilgub Jakarta: Kita Hanya Ikhtiar

Pidato Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR RI 2023

Photo :
  • Youtube Sekretariat Presiden

Berdasarkan jurnal 'Busana Tradisional Daerah Maluku Dan Masa Depannya' oleh Marthen M. Pattipeilohy, tercatat bahwa pakaian adat Tanimbar dan perhiasannya untuk laki-laki pakaian dan perhiasan yang digunakan terdiri dari kemeja dan kain.

Jokowi Akhir Pekan Ini Bakal Hadiri Kampanye Akbar RK-Suswono

Penutup kepala (Suar Bebeb Ulu dan So Malai) dihiasi dengan bulu-bulu burung cendrawasih melambangkan kebesaran seorang raja.

"Sedangkan penutup kepalanya adalah simbol perlindungan yang harus diberikan oleh masyarakat kepada sang pemimpin. Busana seperti ini hanya dikenakan oleh laki-laki dan perempuan dari masyarakat kalangan atas," tulis jurnal itu.

Presiden Jokowi kenakan pakaian adat Tanimbar.

Photo :
  • Youtube Sekretariat Presiden

Aksesori selanjutnya, Salempang atau (Skwai) yang dipakai menunjukan tanggung jawab dari pemimpin kepada rakyatnya. Makna filosofis dari skwai ini adalah seorang ayah menggendong putranya atau pemimpin siap melani masyarakatnya.

Sedangkan untuk perempuan busana yang digunakan terdiri dari kebaya putih dan kain tenun hitam.

Hiasan kepala atau Somalai terbuat dari bulu burung cendrawasih melambangkan keagungan, keindahan dan kehormatan seorang perempuan. Anting-anting (Lelbutir/Kmwene) yang dikenakan adalah lambang kepribadian dirinya yang selalu taat dan setia kepada nasihat atau perintah. 

"Mas Bulan (Mase) yang dipasang pada dahi adalah perwujudan penghormatannya kepada sang pencipta sehingga sebagai perempuan ia harus arif dan bijaksana dalam mengurus kehidupan keluarga dan orang banyak," tambah jurnal itu.

Pidato Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR RI Bersama DPR dan DPD 2023

Photo :
  • (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)

Lalu, Kalung Mas atau manik-manik yang berjuntai disebut Ngoras atau Tetenu atau Manik-manik) mencerminkan kebaikan dan keluhuran budi dari seorang perempuan yang sekaligus pandai menyimpan rahasia.

Sedangkan ikat pinggang atau Ampil Kdelan adalah simbol dari seorang perempuan yang harus pandai mengendalikan emosi, serta memiliki ikatan bathin yang kuat antara dirinya, suaminya dan anak-anaknya. 

Adapun gelang kaki (Soriti) yang terbuat dari gading gajah melambangkan bahwa kaum perempuan hendaknya berpikiran maju, selalu berbuat baik serta selalu menjalin hubungan dengan leluhur demi kelangsungan hidup keluarganya. 

"Begitu cintanya kepada tenun sampai-sampai Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat menginstuksikan kepada warganya untuk setiap hari Senin dan Kamis harus menyelipkan tenunan di antara pakaian dinas kantor maupun sekolah," terang jurnal itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya