Batik Cirebon Sentuhan Modern Klasik Nan Misterius di ISEF 2022

Koleksi DUENDE karya Nina Nugroho.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Lifestyle – Ada yang berbeda dalam rancangan batik Cirebon pada pakaian muslim dari Nina Nugroho. Nina mengusung konsep Modest Fashion for Professional yang bernuansa klasik modern, yaitu memadukan gaya desain klasik yang timeless dengan pemilihan warna yang tegas yang tak lekang waktu dan gaya modern sesuai kebutuhan.

Pertunjukan Fesyen Hijab Indonesia Hadirkan Inklusif Model di Catwalk, Salah Satunya Down Syndrome

Nina Nugroho kembali diundang menjadi guest designer Indonesia Sharia Economis Festival (ISEF) 2022 yang mulai tahun ini melakukan rebranding menjadi Indonesia International Modest Fashion Festival. Bersama sejumlah desainer ternama lainnya, Nina Nugroho hadir dalam fashion show pembukaan pada Kamis, 6 Oktober 2022 di panggung Jakarta Convention Center (JCC).

Dalam kesempatan ini, Nina Nugroho menampilkan 8 koleksi terbarunya bertajuk ‘DUENDE’. Kali ini Nina Nugroho mendapat dukungan penuh dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon dan mengusung batik Ciwaringin, Cirebon dalam koleksinya kali ini.

Ketika Modest Fashion Tak Lagi Terbatas pada Desain Konvensional

Koleksi DUENDE karya Nina Nugroho.

Photo :
  • VIVA/Diza Liane Sahputri

Duende bermakna kekuatan misterius seni untuk menggerakkan seseorang secara mendalam. Duende juga bisa bermakna meningkatnya motivasi yang membuat seseorang bersemangat melakukan sesuatu.

BI: Ekspor Modest Fashion Januari-Juli 2024 Capai US$632,76 Juta

Melihat keindahan cita rasa seni para pengrajin yang dituangkan dalam motif-motif batik kontemporer, hokokai dlorong, kawung dikombinasikan dengan kupu-kupu, lereng, lengkoan, kembang tabur, liris dan dorong cikalan ini memang mampu menggerakkan hati seseorang dan menumbuhkan semangat untuk melakukan sesuatu yang memang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.

"Keindahan seni batik itu menjadi semakin kuat saat telah terwujud menjadi busana yang memang didesain menemani para perempuan untuk melakukan kegiatannya," kata Nina.

Melihat motif dan warna batik Ciwaringin yang indah, Nina Nugroho pun langsung jatuh cinta. Dari tangannya lahir 8 looks dengan menggunakan bahan utama batik Ciwaringin bernuansa biru. Koleksinya terdiri dari shirt, midi shirt, tunik, blazer yang dipagukan dengan pipe pants, skirt dan cullote.

"Saya memilih warna biru kali ini, karena batik Ciwaringin memang didominasi warna indigo atau biru. Terlebih lagi karena warna ini favorit semua orang. Biru dikaitkan dengan kebebasan, intuisi, imajinasi, keluasan, inspirasi dan kepekaan. Rasa aman dan percaya diri juga disimbolkan dalam warna biru ini," tutur Nina Nugroho.

Inspirasi tersebut dituangkan ke dalam desain-desain berupa tunik berbahan polos warna gold yang dipadukan dengan blazer dan cullote batik motif kontemporer berwarna biru. Masih nuansa biru, kali ini batik motif hokokai dlorong dengan desain tunik asimetris dilengkapi dengan belt yang mempercantik penampilan secara keseluruhan.

Koleksi DUENDE karya Nina Nugroho.

Photo :
  • Istimewa

Batik motif kawung kombinasi kupu-kupu berwarna nuansa abu kebiruan dan coklat dalam desain berupa midi shirt 2 in 1 dipadu dengan skirt yang memunculkan kesan anggun. Berikutnya batik motif lereng dalam kombinasi abu kebiruan dan coklat dipadukan dengan cullote.  

Nina Nugroho berharap, semua makna warna biru tersebut ada dalam diri perempuan. Keindahan perempuan adalah seni yang mampu menggerakan seseorang untuk medapatkan pencapaian tertinggi dalam hidupnya.

"Perempuan saling menginspirasi, saling mendukung untuk mencapai tahapan tertinggi dalam perjalanan hidupnya," harap Nina Nugroho

Sejatinya batik Ciwaringin memiliki sejarah panjang sebagai batik ramah lingkungan, karena menggunakan pewarna alam. Itu sebagaimana diperkenalkan oleh para santri Pesantren Babakan Ciwaringin kepada warga setempat. Selain motif unik yang dimiliki batik dari Desa Ciwaringin tersebut, batik ini juga khas dengan warna-warnanya seperti indigo/nila, kuning kehijauan, coklat dan marun.

Seiring berjalannya waktu, masuknya pewarna sintetis di tahun 1970an menggerus perkembangan batik Ciwaringin, sampai akhirnya di tahun 2010, Muasshomah, tergerak untuk kembali menggeliatkan batik Ciwaringin dengan kembali menggunakan pewarna alam. Tahun 2013 koperasi Batik Ciwaringin terbentuk dan 2014 mendapat pembinaan penuh dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat. Sejak itu batik Ciwaringin kembali dikenal masyarakat, bahkan kerap menggelar pameran tidak hanya didalam tetapi juga di luar negeri. Kini bargabung tidak kurang dari 65 pengrajin batik di koperasi yang diketuai Muasshomah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya