Cara Tities Sapoetra Bangkit Usai Pandemi Lewat Fashion

Tities Sapoetra
Sumber :
  • VIVA.co.id/Isra Berlian

VIVA Lifestyle –  Nama Tities Sapoetra sudah tidak asing di telinga para penikmat hiburan tanah air. Belakangan Tities Sapoetra diketahui lebih banyak berkecimpung di industri fashion.

3 Artikel Limited Edition Usung Konsep Penuh Inspirasi, Cocok Buat Generasi Alpha Hingga Millenial

Memiliki dua bisnis fashion, Tities Sapoetra diketahui menggelar peragaan busana koleksi kolaborasi dengan jenama busana lokal Avgal (dibaca: ei.vi.gal) yang telah memiliki butik di sebuah mal ternama.

Koleksi kolaborasi ini mereka beri tajuk S I S A yang dipresentasikan di atas papan peraga event besar Jakarta Fashion and Food Festival pada 2 September  2022. Cerita selengkapnya ada di sini. 

SPOTLIGHT 2024 Hadirkan Kolaborasi Fashion dan Seni Hingga Koleksi Ramadhan 2025 Perpaduan Etnik - Modern

Cerita bermula ketika Tities merasa prihatin dengan keadaan selama dan setelah pandemi. Begitu banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar akibat masa terkungkung itu.

“Untuk bebas dan kembali menjadi seperti sedia kala, kita harus bersatu. Bergandengan tangan. Alih-alih bersaing lebih baik kita bekerja sama, saling dukung. Local supports local. Karena itu, selama pandemi saya mulai menjalin kerja sama dengan banyak pihak. Tapi dengan Avgal menjadi kolaborasi pertama saya dengan label busana lain. Semoga langkah ini menginspirasi yang lain untuk melakukan hal sama” ujar Tities tentang kolaborasinya.

Jangan Terkecoh! Begini Cara Bedakan Tenun yang Pakai Pewarna Alami dan Sintetis

Setelah mengamati sepak terjang Avgal, Tities meminangnya untuk berkreasi bersama dan mencipta sesuatu yang baru sebagai karya mereka berdua. Mengamati tempat produksi Avgal, Tities melihat banyak sisa kain berberaian yang menggerakkan Tities untuk memanfaatkan sisa-sisa bahan itu menjadi busana. Pihak Avgal menyambut baik niat Tities.

“Kami menerapkan zerowaste dan mendukung sustainability fashion yang setidaknya telah dimulai dari diri kami sendiri,” ujar Tities.

Sementara itu creative Director Avgal, Evelyn Julia juga menyambut baik gagasan ide dari Tities.

“Ketika ajakan Tities datang, kami mereka-reka akan seperti apa garis desain kami yang bold and versatile di tanganTities. Kemudian menjadi semakin excited saat mula  menggarapnya,” kata dia.

S I S A melahirkan tiga puluh set koleksi termasuk lima set busana untuk para pria muda, yang kental dan sarat memunculkan dua sisi karakter busana Tities Sapoetra yang riuh elemen dengan Avgal yang tegas dan adaptif.

Akan tersaji di atas panggung karakter berlawanan; keras- lembut, dan ramai-tenang sebagai karakter yang berseberangan dalam satu irama. Model-model mengenakan berbagai potongan dan siluet yang mencampuradukkan kedua sifat yang mewujud dalam satu look seperti terusan berpotongan lurus berpadanan dengan outer boxy extra large.

Sementara karakter yang sama, langsung masuk menjadi satu harmoni, seperti rok panjang dengan ruffles khas Tities Sapoetra hadir dalam warna cemerlang shocking pink Avgal.

Tities banyak bermain-main menorehkan langsung gagasannya di atas busana Avgal. Misalnya celana panjang Avgal muncul menjadi celana 7/8 dengan belahan celana di bagian depan.

Lalu, tersisip pula signature style masing-masing jenama Tities dengan labyrinth yang tersebar acak pada busana serta Avgal dengan garis busana yang bold and versatile. Meski dengan rentang palet warna yang lebar, harmonisasi warna tetap terasa apik ketika pink berpadu seru dengan coklat, biru, abu-abu, ungu.

Sisa potongan kain berukuran kecil tak ayal mendapat penanganan yang khusus. Serpihan bahan disebarkan ke antara dua lembar bahan tembus pandang kemudian dijahit tindas hingga membentuk lembar bahan baru yang menjadi material dasar pembuat baju.

Dari pembahanan sisa bahan ini tercipta atasan, rok, hingga potongan yang hanya dipakai sebagai elemen busana. Jenama lokal lain sepatu dari Ricosta, dan lebih dari 20 set aksesori The Theme diciptakan khusus untuk melengkapi dan menyempurnakan presentasi koleksi S I S A. Sampai akhir peragaan penonton tidak akan menyadari bahwa pergelaran itu lahir dari sebuah sisa yang berakhir tanpa sisa.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya