dr. Zaidul Akbar: Kosmetik Zaman Sekarang Kebanyakan Isinya Racun

Ilustrasi makeup/riasan/kosmetik.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Kosmetik adalah benda yang sangat penting bagi wanita, bahkan beberapa di antaranya tidak dapat lepas dari kosmetik. Benda satu ini mampu mengubah tampilan dalam sekejap, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri.

Kaleidoskop 2024: 5 Tanda Ada Sarang Ular Kobra di Rumah, hingga 5 Negara Tanpa Malam

Tapi hati-hati, sebaiknya jangan asal ketika membeli kosmetik. Sebab, tidak semua bahan yang terkandung di dalamnya aman untuk digunakan, sehingga dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak buruk bagi tubuh.

Begitulah yang coba diterangkan oleh dokter sekaligus pendakwah, dr. Zaidul Akbar. Menurut dia, banyak masalah pada wanita terutama yang terkait dengan inflamasi penyebabnya berasal dari kosmetik yang kita pakai.

Perubahan Cuaca Bikin Badan Greges dan Ngedrop? Dr. Zaidul Akbar Punya Solusinya! Bahannya Ada di Dapur

"Saat ini saya perhatikan, banyak sekali inflamasi atau karatan pada tubuh wanita. Dan yang paling sering itu penyebabnya adalah dari kosmetik," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di Instagram @dokterzaidulakbar, dikutip VIVA, Sabtu 17 Juli 2021.

Lebih lanjut, dokter Zaidul menerangkan bahwa sebagian besar bahan yang terkandung di dalam kosmetik adalah endokrin disruptor.

Zaidul Akbar Ungkap 6 Langkah Turunkan BB dengan Mudah: Gak Usah Setop Makanan Gak Sehat

"Kosmetik itu sebagian besar bahannya ada satu bahan yang dikenal dengan endokrin disruptor. Nanti Googling aja browsing, lihat namanya endokrin disruptor," kata dia.

Endokrin disruptor adalah zat kimia yang dapat mengganggu fungsi hormon normal yang ada pada manusia atau hewan.

"Dan sebagian besar ada di produk toiletries kita. Termasuk salah satunya triclosan," ungkap dia.

Menurut Zaidul, salah satu produk yang mengandung triclosan adalah sabun antiseptik yang kerap kita gunakan.

"Dan dia termasuk golongan endokrin disruptor. Dia ngerusak kelenjar, sehingga dia nanti mengambil alih fungsi reseptornya," terang dr. Zaidul Akbar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya