Tips Terhindar dari Implusive Buying saat Belanja Baju

Ilustrasi belanja/sale.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Pandemi virus corona membuat sejumlah masyarakat mau tidak mau tetap berada di rumah atau menghindari bepergian yang tidak perlu guna mencegah penularan virus corona.

Promo Tanggal Cantik 11.11, Nonton Bioskop Hingga Puas Ngedaging

Kendati demikian, berkegiatan di rumah ternyata menimbulkan fenomena impulsive buying atau membeli barang dengan tidak terkontrol atau impulsif.

Baca Juga: Pandemi COVID-19 Belanja Harus Irit, Begini Menyiasatinya

Berburu Diskon di Akhir Pekan! Yuk, Cek Ada Apa Aja?

Salah satu jenis barang yang sering dibeli adalah baju. Padahal baju yang ada di lemari masih banyak yang bisa digunakan.

Jika hal tersebut terjadi terus menerus, maka dapat berdampak bukan hanya pada pendapatan yang berkurang, tapi juga dapat menimbulkan kemungkinan sampah. Lantaran tidak digunakan atau bahkan rusak karena lebih banyak disimpan tanpa digunakan.

E-Commerce Ketar-ketir, Kini Orang Lebih Suka Belanja di Toko Fisik Lagi

Ilustrasi belanja/sale.

Lalu, bagaimana mencegah terjadinya implusive buying?

Dalam dalam acara ‘Gaungkan Sustainable Fesyen bersama #tukarbaju’, Campaign Activation #Tukarbaju-Zero Waste Indonesia, Naurah Nadzifah mengatakan, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk ‘mengerem’ implusive buying adalah dengan menerapkan hierarki pemenuhan kebutuhan.

Yang dimulai dari use you already have atau gunakan apa yang sudah kita miliki. Lalu, yang kedua dapat meminjam baju dari orang lain kalau tidak punya baju tertentu.

"Mungkin ada gengsi, tapi daripada beli tapi hanya dipakai sekali dan enggak dipakai, mending pinjam," jelas Naurah, Jumat, 14 Agustus 2020.

Step ketiga, lanjut dia, adalah dengan tukar baju. Ini bisa dilakukan dengan teman, kerabat, kolega atau keluarga. Kita bisa sisihkan pakaian yang di lemari yang memang tidak bisa digunakan namun masih bagus dan laik pakai untuk kemudian ditukar dengan teman.

"Mungkin ada yang habis beresin lemari atau dikasih, ada baju-baju yang tidak dipakai lagi, coba tanya ke teman lain, ada yang mau tukeran baju enggak," kata dia.

Selanjutnya adalah thrift. Ini dapat memperpanjang umur simpan pakaian. Kelima membuat baju, kalau lagi butuh untuk occasion tertentu. Tapi, Naurah menjelaskan bahwa pastikan baju yang akan dibuat itu adalah baju yang bisa digunakan untuk jangka waktu lama dari tahun ke tahun.

"Terakhir, baru beli kalau butuh banget. Pastikan beli baju yang memang kamu butuhkan dan pastikan semua uang yang keluar dipertanggungjawabkan, kita tahu alokasinya untuk ke mana. Intinya untuk menyejahterakan sesama," jelas dia.

Naurah juga menekankan bahwa untuk menghindari impulsive buying, masyarakat disarankan untuk memikirkan ulang segala sesuatunya sebelum membeli. Apakah pakaian yang dibeli itu akan digunakan terus menerus atau tidak, atau membeli baju itu hanya karena murah atau tidak.

Gedung Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Anggaran Perjalanan Dinas Dipangkas, Wamenkeu: Realisasi Belanja Kemenkeu Tak Akan Capai 100 Persen

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menyebut, realisasi belanja di Kementerian Keuangan tidak akan mencapai 100 persen.

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024