Gak Perlu Beli, Tampil Kece Kini Bisa dengan Tukar Baju
- Pexels/Unsplash
VIVA – Setiap orang ingin selalu tampil modis dan stylish dalam berbagai kesempatan. Maka tidak heran dari kita yang mencari baju atau pakaian yang dapat menunjang penampilan kita tersebut.
Namun, untuk tampil stylish dan kece tidak selalu harus dalam balutan pakaian serba baru. Salah satu solusinya adalah dengan menukar baju lama yang masih dalam kondisi bagus dan layak pakai. Ini merupakan salah satu kampanye dari Tukar Baju Zero Waste Indonesia sejak tahun Mei 2019 lalu. Salah satu tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa baju berpotensi besar menjadi sampah bentukan limbah tekstil.
Baca juga:Â JFW Hadirkan Konsep Baru Fashion Show Lewat Revival Fashion Festival
"Kita mau memberi alternatif tren gaya baru bahwa mempunyai baju baru enggak mesti beli baru bisa tukar baju. Program ini juga ingin menyadarkan masyarakat bahwa bukan hanya single plastik saja pakaian di lemari kita yang ditumpuk juga bisa berpotensi menjadi sampah," kata Campaign Activation #Tukarbaju-Zero Waste Indonesia, Naurah Nadzifah, dalam acara Gaungkan Sustainable Fesyen bersama #tukarbaju, Jumat 14 Agustus 2020.
Naurah menjelaskan dengan melakukan gerakan tukar baju, yang dapat memperpanjang usia simpan baju bisa menjadi solusi untuk alam. Sebab, kata dia, dengan kampanye tersebut dapat mengurangi 20-30 persen total emisi karbon. Selain itu, juga mengurangi pencemaran air karena tekstil dibuat juga ketika pewarnaan yang tak ditanggulangi dengan baik.
Di sisi lain, Naura menjelaskan, berbeda dengan sampah plastik, data jumlah sampah tekstil di Indonesia hingga saat ini diakui belum ada. Namun, dia menjelaskan bahwa pada tahun 2018 lalu dalam sebuah acara yang digelar oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di Pantai Timur Ancol, sebanyak 80 hingga 81 persen sampah yang ditemukan di sana adalah sampah tekstil.
Baca juga:Â Jessica Mila Hingga Patricia Gouw Beri Inspirasi Fashion Buat 17-an
"Tanpa diduga yang kita dapatkan mayoritas sampahnya bukan plastik tapi sampah tekstil dan jaring yang notabenenya dibuat dari benang dan tekstil," jelas Naura.
Selain itu, pada tahun yang sama salah satu tim dari Zero Waste Indonesia berkesempatan meneliti di Pulau Saparua, Maluku, dan menemukan bahwa lebih banyak sampah tekstil yang ditemukan di sana dibandingkan dengan sampah plastik.
"Lebih parahnya lagi sampah tekstil kalau sudah terendam sulit diangkat karena sudah berkelut. Itu jadi salah satu refleksi bahwa tidak cuma plastik tapi sampah tekstil akhirnya juga akan kembali ke alam kita juga," jelas dia.