Heboh Tas Tangan dari Tulang Manusia Rancangan Arnold Putra
- Instagram/byarnoldputra
VIVA – Nama perancang busana asal Indonesia, Arnold Putra tengah menjadi sorotan media asing. Hal ini terkait dengan hand bag yang dijualnya seharga USD5000 pada 2016 lalu.
Tas tangan bergaya keranjang itu menuai perhatian lantaran tas tersebut dari kulit lidah buaya, dengan pegangan terbentuk dari bagian tulang belakang manusia. Hal ini diungkapkan melalui akun Instagram @byarnoldputra yang mendeskripsikan tas tangan tersebut terbuat dari tulang belakang seorang anak yang menderita osteoporosis.
Media Insider kemudian menghubungi dua spesialis osteopati anak untuk memastikan apa benar salah satu material tas tersebut berasal dari tulang belakang manusia. Kedua spesialis osteopati itu mengatakan bahwa benar percaya material itu asli berasal dari tulang manusia.
Tas itu sendiri sebenarnya sudah diunggah sejak tahun 2016 oleh akun Instagram @byarnoldputra. Namun, kembali ramai pada 23 Maret 2020 lalu, setelah seorang mahasiswa yang juga kurator bernama Maxim, mengunggah tangkapan layar foto tas tersebut ke akun Twitternya @wqbisabi.
Dalam unggahannya itu, Maxim menuliskan, "Dia menukar barang-barang mewah dengan barang-barang berharga bagi suku-suku kuno."
Sontak, unggahan itu membuat warganet ramai-ramai membanjiri kolom komentar Instagram Arnold Putra. Arnold pun kemudian menanggapi kemarahan warganet di akun Instagramnya.
"Ini adalah bagian dari proses pembelajaran kreatif yang harus melibatkan oposisi, jika tidak itu hanya akan menjadi bentuk validasi berulang," tulis Arnold.
"Saya tidak berniat untuk menjual habis dan akan terus mewujudkan ide-ide saya yang sering berubah dalam hal subjek," tulis Arnold.
Di sisi lain, Putra yang dihubungi Insider mengatakan bahwa dia tidak bepergian ke suatu daerah yang ingin dikunjunginya ketika koleksi tersebut dibuat. Dia menjelaskan, tulang belakang itu didapatkannya dari sebuah tempat medis di Kanada. Menurutnya, membeli tulang manusia dari perusahaan berlisensi adalah hal yang mungkin.
Perusahaan tersebut biasanya menerima spesimen manusia yang disumbangkan untuk obat-obatan, dan kadang-kadang pula menjualnya sebagai ‘surplus’. Dari sinilah Arnold mendapatkan tulang tersebut.
Arnold sendiri enggan untuk menunjukkan surat atau lisensi pembelian tulang tersebut, dengan alasan hal tersebut tertuang dalam perjanjian jual beli rahasia.
Perdagangan tulang manusia sendiri legal di beberapa negara bagian di Amerika, termasuk Kanada, menurut National Geographic.
"Memang tampaknya itu (tulang belakang) merupakan spesimen medis atau untuk keperluan pengajaran yang sudah tidak terpakai," kata Ben Lovatt salah satu pemilik situs jasa pengiklanan jual beli spesimen manusia SkullStore.
Ben bahkan menjelaskan pihaknya pernah mengiklankan penjualan kepala anak yang telah menyusut seharga di bawah 100 ribu dolar Kanada.
Di sisi lain, Putra menjelaskan untuk lidah buaya dirinya mendapatkannya dari industri daging dan kulit buaya di Amerika. Dan hal tersebut menjadi hal yang legal karena buaya di Amerika Serikat sendiri bukanlah binatang yang langka.