Desainer Rinaldy Yunardi Cerita Awal Mula Bisa Go International
- VIVA/Sumiyati
VIVA – Desainer aksesori Rinaldy Yunardi kembali mengharumkan nama Indonesia. Beberapa waktu yang lalu, karyanya bertajuk Lady Warrior mendapatkan tiga penghargaan sekaligus, yaitu Supreme WOW Award, Avant-Garde Section Award, dan International Design Award: Asia, di ajang World of WearableArt (WOW) Awards yang diselenggarakan di Wellington, New Zealand.
Sebelumnya, pada 2017, Rinaldy juga mendapat penghargaan untuk kategori Open Section, David Jones Avant Gard Section, dan Supreme WOW Award.
Dalam acara ramah tamah menyambut kemenangan Indonesia di ajang lomba seni dan desain kelas dunia di New Zealand, World of Wearable Art 2019 Lady Warrior, Rinaldy Yunardi turut menceritakan awal mula dirinya bisa sukses dan go international seperti sekarang.
"Saya pertama kali keluar boleh dibilang saya kaget, bisa juga karya saya dipakai di luar. Kali pertama adalah di Hong Kong dan China. Jadi saya kenal dengan Venue, dia itu mencintai fashion dan karya saya. Jadi kita berteman. Nah, kebetulan suami dia adalah eks model, jadi kenal lah sama selebriti-selebriti di Hong Kong," ujarnya mengawali cerita di SEIA Restaurant Jakarta, Selasa 29 Oktober 2019.
Setelah itu, karya-karya pria yang akrab disapa Yungyung ini mulai dikenalkan oleh suami temannya yang mantan model tersebut ke selebriti-selebriti di Hong Kong.
"Akhirnya karya saya di pake Aaron Kwok. Jadi saya sudah mengagumi dia, di poster, dengan tampilan dia di atas panggung kayaknya wow. Pas itu dia konser, konser menggunakan head piece yang pernah dipakai oleh Syahrini yang bentuknya tiara dan akhirnya dia meminta untuk dimiliki," kata Rinaldy.
Semenjak saat itu, karyanya mulai dibicarakan dari mulut ke mulut. Hingga penyanyi Ayumi Hamasaki juga turut menggunakan karya Rinaldy. Ia juga bercerita, kalau kesuksesan yang ia raih sekarang, tidaklah mudah dan harus ia perjuangkan dari bawah.
"Venue membawa karya saya ke Hong Hong dan China. Nah itu perjalanannya dari bawah dulu tuh, dari Asia, Ayumi Hamasaki juga. Jadi itu prosesnya, bukan tiba-tiba langsung. Ngobrol sampai jam 3 pagi, terus bekerja, kadang-kadang client suka berubah mood-nya, berubah tema, konsepnya rubah, dalam sesaat harus aku selesaikan," cerita Rinaldy lebih lanjut.
Rinaldy bercerita kalau ia seringkali kurang tidur. Selesai mengobrol dengan client hingga jam 4 pagi, ia masih melanjutkan menggambar konsep dari karya yang akan dibuatnya.
"Itulah perjuangan, jerih payah, gak gampang. Ditolak juga sering, kita bikin lima diambilnya cuma dua. Tapi ini namanya usaha, mencoba, berjuang. Saya juga tidak bisa menebak apa yang 100 persen diinginkan, tapi saya berusaha mewujudkan apa yang sekiranya cocok pas dengan temanya," kata dia.
Industri hiburan di China sangat dilirik oleh Amerika. Semenjak karya-karyanya banyak dipakai oleh selebriti di sana, banyak email yang masuk yang tertarik dengan karya Rinaldy.
"Tiga sampai empat tahun yang lalu datang yang kelas A semua, salah satunya Madonna," kata Rinaldy Yunardi.